TEMPO.CO, Jakarta - Tempat penjualan daging di Pasar Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, masih terpantau sepi pada Ahad, 18 November 2012. Tak ada aktivitas perdagangan di sana. Hanya ada tikus yang terlihat berkeliaran.
"Sudah enggak jualan sekitar empat hari," kata Darsani, 67 tahun, penjual ayam yang terletak di sebelah kios-kios daging itu.
Pedagang daging di Jakarta memang mogok berjualan sejak Kamis pekan lalu. Mereka tak mau berjualan akibat minimnya pasokan sehingga harga terus naik hingga lebih dari Rp 90 ribu per kilogram.
Warung nasi yang berada di sekitar Pasar Bendungan Hilir pun turut terkena imbas. Dari sekitar lima warung, hanya ada satu warung Padang yang masih menjual rendang. Itupun tinggal beberapa potong. "Ini daging stok lama," kata Darmini, penjaga rumah makan.
Di lain pihak, warung lainnya tak menjual daging karena tak ada yang berjualan. "Sudah empat hari enggak bikin rendang karena enggak ada yang jual daging," kata Nurlela, pemilik warung Surya Baru.
Kata Nurlela, harga daging di pasaran sudah lebih dari Rp 90.000. Namun, jika tukang daging sudah berjualan, dia memutuskan tetap akan membuat rendang walau harga jualnya naik dari Rp 9.000 menjadi Rp 10.000 per potong.
Hilangnya daging dari peredaran, menurut Lela, tak terlalu mempengaruhi bisnisnya. "Soalnya yang makan di sini jarang beli daging," katanya.
ANGGRITA DESYANI
Berita Lainnya:
Pedagang Daging Sapi Mogok Jualan Sampai Senin?
Natal dan Tahun Baru, Daging Sapi Tetap Langka
Penyebab Penjual Daging Mogok Versi Kadin
Pemerintah Diminta Revisi Kuota Daging Impor
Pemerintah Diminta Keluarkan Data Daging Sapi