TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Presidium Indonesia Police Watch, Neta S. Pane, menilai kualitas kejahatan di Jakarta sepanjang 2012 meningkat dibanding sebelumnya. Menurut dia, ini tampak dari semakin beraninya pelaku kejahatan beraksi dengan senjata api.
“Dulu senjata api cenderung digunakan untuk kejahatan besar. Sekarang untuk kejahatan yang nilai (kerugian)-nya kecil juga pakai,” ujarnya ketika dihubungi, Rabu, 9 Januari 2013.
Neta mencontohkan kasus perampokan minimarket, stasiun pengisian bahan bakar, penjarahan ATM, dan penodongan di angkutan umum. “Bahkan, untuk yang nilainya Rp 1 juta, penjahat menggunakan senjata api.”
Neta menyebut, peningkatan kualitas kejahatan ini karena Pemerintah Provinsi DKI bersama Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya belum punya konsep pengamanan yang jelas buat Jakarta. “Pelaku kejahatan juga semakin nekat karena masyarakat sekarang tidak peduli lingkungannya.”
Neta menilai harus ada konsep pengamanan Jakarta yang komprehensif dari Pemprov dan Polda. Misalnya, secara konkret terkait kejahatan bersenjata api, mereka harus melakukan razia besar-besaran. “Jangan beri izin penggunaan senjata api oleh masyarakat sipil.” Masih menurut dia, senjata yang biasa digunakan pelaku kejahatan, terutama jenis rakitan, kini mudah didapat. “Dengan Rp 3 juta saja sudah bisa dapat.”
Selain itu, Pemprov dan Polda diminta bersinergi dalam meningkatkan patroli di daerah-daerah strategis. “Pemprov ikut membantu dana patroli,” ujar Neta lagi.
ATMI PERTIWI