TEMPO.CO, Jakarta - Annisa Azward, 20 tahun, mahasiswi Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia (UI) Depok, meninggal dunia setelah meloncat dari angkot U10 jurusan Sunter-Kali Pasir. Diduga korban ketakutan karena mengira akan dibawa kabur oleh sopir angkot.
Harwendi Bahar, keluarga korban, menjelaskan kejadian berlangsung pada Rabu, 6 Februari lalu. Saat itu korban berencana berkunjung ke rumah tantenya yang berada di Pademangan 4 Gang 32 Nomor 43, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara dengan menggunakan angkot U10 jurusan Sunter-Kalipasir. "Korban memang kerap maen ke sini kalau libur kuliahnya," ujarnya saat dikonfirmasi, Ahad, 10 Februari 2013.
Saat itu korban yang merupakan mahasiswa semester IV Universitas Indonesia Depok ini mengaku salah naik angkot U10 ke arah Kalipasir, bukan ke arah Sunter yang biasanya dinaiki. Karena itu, ia meminta turun dan berencana putar-balik menggunakan angkot serupa ke arah Sunter. "Saat itu sopir mulai mengalihkan ke luar Jalur Kalipasir, berputar-putar tidak jelas dan sempat melewati jalan perkampungan," ujarnya.
Khawatir dengan situasi begitu, korban lalu menelepon dirinya dan menyatakan ia sudah berada di sekitar daerah Langgar Tinggi, Kampung Arab, Tambora, Jakarta Barat. "Dia sudah menanyakan kepada sopir, namun alasannya masih lama, tanpa menjelaskan lebih rinci," kata dia.
Beberapa kali ia berkomunikasi dengan korban untuk menanyakan posisinya, hingga akhirnya komunikasi keduanya putus. Tidak berapa lama seseorang yang mengaku sebagai tukang ojek di daerah Jembatan Lima, Tambora, Jakarta Barat menghubunginya dari handphone milik korban dan mengaku menemukan korban dalam keadaan pingsan akibat meloncat dari mobil.
"Ada luka serius di bagian kepala bagian kanan," kata dia, menirukan ucapan tukang ojek. "Dari keterangan korban saat siuman, sopir tidak jelas akan membawa ke mana, dia hanya bilang masih-masih jauh hingga akhirnya loncat karena takut."
Korban kemudian dibawa ke Rumah Sakit Atma Jaya mulai pukul 16.00 hingga pukul 16.00 keesokan harinya. "Karena alasan biaya, akhirnya Kamis saya pindah ke Rumah Sakit Koja," kata dia.
Selama dirawat, pada Kamis lalu, 7 Februari 2013, korban mengeluhkan sakit di bagian kepala sebelah kanan akibat benturan cukup keras dengan aspal jalan. "Maklum korban menggunakan jilbab dan kerudung sehingga sulit meloncat. Korban sempat berguling beberapa kali akibat loncatan itu," ujarnya.
Akibat luka di kepala itu korban akhirnya dinyatakan meninggal dunia sekitar pukul 03.00 dini hari tadi. "Berdasarkan hasil visum dokter, korban mengalami pendarahan di bagian kepala, karena ada darah masuk ke bagian batang otak," kata dia.
Hingga pagi ini, korban masih berada di Rumah Sakit Daerah Koja. Pihak keluarga telah menjemputnya dan berencana membawa korban untuk dikebumikan di kampung halamannya di Bukittinggi, Padang, Sumatera Barat. "Penerbangannya direncanakan nanti sekitar pukul 16.00," kata dia.
Harwendi berharap pihak kepolisian segera mengusut kasus ini dengan tuntas serta menghukum pelaku dengan hukuman berat agar kejadian serupa tidak dialami warga lainnya. "Saya sudah menelepon Polsek Tambora, namun belum ada jawaban," kata dia.
JAYADI SUPRIADIN
Berita Lain:
Rusun Buruh Disewakan Rp 50 Ribu per Bulan
Seks Online, IPB Belum Pastikan HFI Mahasiswanya
Hujan Ringan di Bogor, Katulampa Normal
Macet, Kebayoran-Pondok Indah 1 Jam 20 Menit