TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto, mengatakan pria berinisial D, terduga pembunuh Imam A. Syafei, bos servis komputer, punya masalah uang dengan korban. "Ada hubungan bisnis berkaitan sejumlah uang yang merupakan perselisihan di antara mereka," katanya, Rabu, 20 Maret 2013. "Ada peselisihan, penganiayaan yang berlanjut ke pembunuhan."
Kemarin sore, D ditangkap polisi di kawasan Kuningan, Jawa Barat. D saat itu sedang mencairkan uang di ATM milik korban. Polisi menduga D sudah lebih dulu meminta pin ATM kepada korban sebelum membunuhnya. "Lalu dia pergi menjauh ke Kuningan," ujarnya.
Kini D masih diperiksa di Polres Kuningan. Sampai siang ini, kata Rikwanto, D belum dijadikan tersangka. Penyelidikan kasus ini ditangani oleh Polres Kuningan, Polres Bandara Soekarno-Hatta, dan Polda Metro. Ancaman pasal kepada D pun belum ditetapkan. "Kami dalami apakah dikenakan Pasal 351 ayat 3 atau 340 atau 338 KUHP," ujarnya.
Imam A. Syafei, 31 tahun, ditemukan tewas di bagasi mobil Grand Vitara di parkiran Terminal C1 Bandara Soekarno-Hatta, Senin 18 Maret. Kondisi tangan dan kakinya terikat, mulut dilakban, dan ada luka jerat di leher.
Rikwanto menambahkan, polisi menduga korban sudah meninggal sebelum masuk area parkir. "Dia hanya ditinggal di sana. TKP penganiayaannya di mana, masih kami dalami."
Polisi juga masih mendalami keterlibatan pelaku lain dalam kasus ini. Begitu pula rekaman telepon ketika korban sempat menghubungi keluarganya.
ATMI PERTIWI
Berita Terpopuler:
Ini Orang-orang Kepercayaan Djoko Susilo
Kapolri Perintahkan Korlantas Kurangi Tilang
Rahmad Darmawan Umumkan 28 Pemain Timnas
Inilah Pertemuan yang Menjerat Politikus Golkar
Berkas `Kebun Binatang` Djoko Susilo Hilang