TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama didemo sekelompok orang yang memprotes pernyataannya soal Ketua Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Haji Lulung Lunggana, Senin, 29 Juli 2013. Pada puncak unjuk rasa, lima perwakilan massa diizinkan masuk ke ruangan Ahok--demikian Basuki biasa disapa. Di sana, mereka memaksa Ahok meminta maaf kepada Haji Lulung.
Lima perwakilan itu berbicara satu per satu, yang intinya menuntut Ahok untuk lebih santun dan beretika dalam menangani kasus pedagang kaki Lima di Tanah Abang. Ketika tiba giliran Ahok menjawab, dia bertutur dengan lugas, "Pernah enggak dalam sejarah Tanah Abang, blok toko itu dibagikan secara gratis? Anda mengatakan sekarang masih sepi, tapi kalau ramai Anda enggak kebagian. Maka saya dorong Anda untuk dudukin itu pasar."
Ahok mengatakan Pemda Jakarta memang membangun pasar untuk memungut retribusi per hari. Karena itulah, kios tidak akan disewakan. "Anda tak boleh jual, cucu Anda pun tidak boleh dapat warisan. Hanya anak dan menantu Anda," katanya.
Mengapa kios pedagang tidak boleh dijual? "Kalau boleh dijual, Jakarta ini hanya akan dikuasai oleh orang kaya," kata Ahok. Karena itu, dia meminta para pedagang untuk membantu Pemda Jakarta menguasai Blok G. "Anda dudukin dulu, saya bilang. Kalau itu sudah laku, sudah ratusan juta rupiah, Anda bisa-bisa tidak kebagian lagi."
ANTO
Topik terhangat:
Ahok vs Lulung | Anggita Sari | Bisnis Yusuf Mansur | Kursi Panas Kapolri
Berita lainnya:
Ahok Hadapi Preman, Prabowo Pasang Badan
Ahmadiyah: Moeldoko Terlibat Operasi Sajadah 2011
Penerobos Portal Busway Bukan Anak Jenderal
Nazaruddin Janji Ungkap Kasus yang Lebih Besar