1. Khaerol Ikhwan
Kepolisian menuduh Khaerol Ikhwan bagian dari orang yang berencana mengebom Kedutaan Besar Myanmar di Jakarta awal Mei 2013. Sampai kini tak diungkap bukti hubungan antara Khaerol dan Sigit Indrajit. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar menyebut Sigit Indraji merupakan orang yang juga diduga dalam kasus yang sama.
Sigit ditangkap Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu, 22 Mei 2013. Rohadi ditangkap di salah satu rumah di Jalan Ir. Sutami, Mauk Timur, Tangerang sehari setelahnya. Sigit dikaitkan dengan dua rekannya yang ditangkap terlebih dahulu, Sefa Riano dan Ahmad Taufik alias Ovie, di kawasan Benhil, Jakarta Selatan, 5 Mei lalu. Dalam kelompok ini, kata Boy, Sigit dianggap sebagai perakit bom yang akan diledakkan di Kedutaan Myanmar dan punya peran penting.
Kepolisian kemudian menangkap Imam Syafei di Banyumas, Jawa Tengah pada 17 Agutus 2013. Dia juga disebut sebagi perakit bom oleh Boy Rafli. Penangkapan pemuda kelahiran Banyumas tahun 1992 ini adalah pengembangan penangkapan dua anggota kelompok Sigit yaitu Syaiful Sa'bani dan Bayu Dwi Ardianto di Yogyakarta.
Imam hanya lulusan sekolah menengah pertama. Di dalam kelompok Sigit, ia turut bersama Sigit, Rohadi, Ovie, dan Syaiful dalam pelatihan militer atau I'dad di kawasan Gunung Salak, Jawa Barat pada Januari 2013. Ia disebut termasuk dalam anggota aktif yang dilatih Sepriano alias Mambo dalam mempersiapkan dan merakit bom. Di bawah koordinasi dan pimpinan Rohadi, Imam tercatat sebagai pelaku yang aktif mengumpulkan dana untul halaqoh.