TEMPO.CO, Jakarta - Papan besar bergambar foto Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berdampingan dengan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte berdiri tegak di pojok dekat pintu utara Taman Monas, Jakarta Pusat. Tak ada yang aneh dengan papan ucapan selamat datang kepada Perdana Menteri Belanda yang berada di seberang Istana Negara itu. Namun di bawahnya ada lubang bekas tanaman dicabut.
Rupanya, di sekeliling papan itu tadinya ditanami pohon palem pisang sebagai bagian dari program Beautifikasi Taman yang gencar dilakukan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta kemudian menanam lima batang pohon palem pisang di taman seluas 32 meter persegi itu.
Awalnya tak ada masalah. Hingga dua hari lalu, para petugas taman diminta mencabuti pepohonan palem itu. “Katanya nutupin gambar Presiden,” ujar seorang pekerja yang tak mau disebut namanya saat ditemui di lokasi, kemarin.
Pelaksana tugas Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, Jonathan Pasodung, membenarkan adanya permintaan Istana Negara melalui Sekretariat Negara untuk memindahkan pohon yang menghalangi foto Presiden.
“Kami diminta memindahkan karena menghalangi gambar tamu negara," kata Jonathan ketika dihubungi, kemarin. Dia mengatakan, awalnya, saat menanam pohon-pohon palem, tidak ada foto Presiden di papan tersebut. "Dua hari lalu, Gubernur disurati Sekretaris Negara, kemudian saya diminta untuk memindahkan agar tidak menghalangi gambar."
Secara terpisah, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi membenarkan adanya permintaan dari pihak Istana untuk memindahkan pohon palem tersebut. "Koordinasi itu," kata Sudi di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, kemarin.
Sudi mengatakan, alasan permintaan Istana agar pohon itu dipindahkan adalah agar lokasi yang biasanya menjadi tempat foto Presiden Yudhoyono dan tamu negara yang bakal hadir bisa terlihat. "Gambar itu kan memang supaya juga dilihat oleh tamu negara kita," ujar dia.
Sementara itu, Gubernur Joko Widodo mengatakan, dialah yang meminta pekerja memindahkan posisi pohon. "Bukan salah tanam, itu dari sisi lanskap bagus, tapi dari sisi gambar mungkin jadi mengganggu," ujarnya di kampus Universitas Padjadjaran, Bandung, kemarin.
Pengamat tata kota, Nirwono Yoga, menyatakan bahwa pemindahan pohon itu kurang tepat. Menurut dia, hal tersebut menunjukkan tak ada koordinasi yang baik antara pihak Dinas Pertamanan DKI Jakarta dan pihak yang memasang baliho. Padahal, menurut dia, hal tersebut adalah persoalan sepele yang mudah dikoordinasikan. "Akhirnya, pohon yang dikorbankan," kata dia.
SYAILENDRA| NINIS CHAIRUNNISA|ANWAR SISWADI| PRIHANDOKO