TEMPO.CO, Jakarta - Jalan Raya Sawangan, Depok, sudah tidak mampu menampung kendaraan yang kian meningkat volumenya. Oleh sebab itu, di jalan ini kerap terjadi kemacetan panjang. Namun, pelebaran jalan sepanjang 7 kilometer itu membutuhkan dana yang tidak sedikit. Setidaknya butuh dana Rp 1 triliun untuk melebarkan jalan selebar 7 meter itu menjadi 24 meter.
"Pelebaran jalan itu sudah mendesak. Minimal dana yang dibutuhkan Rp 1 triliun," kata Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (Bimasda) Kota Depok Yulistiani Mochtar, Kamis, 29 Mei 2014.
Yulis mengatakan pelebaran mendesak dilakukan agar kemacetan panjang yang kerap terjadi di jalan yang menghubungkan Depok-Tangerang-Jakarta itu bisa teratasi. Namun, dirinya belum bisa memastikan kapan proyek pelebaran jalan itu bisa diwujudkan. "Opsi pelebaran itu sekarang masih dibahas secara mendalam karena dana yang dibutuhkan sangat besar," katanya.
Menurut Yulistiani, dana itu sebagian besar akan dialokasikan untuk pembebasan lahan warga di pinggir jalan. Selain pelebaran jalan, Depok sebenarnya memiliki opsi lain untuk mengurai kemacetan, yaitu menambah rambu-rambu lalu lintas.
Kemacetan di jalan ini bisa mencapai empat kilometer pada jam-jam sibuk. Biasanya, kemacetan panjang akan terjadi mulai pukul 06.00-09.00 dan pukul 17.00-19.00. Pada jam itu, kendaraan roda empat hanya bisa melaju dengan kecepatan rata-rata 20 kilometer per jam. "Sudah sepatutnya jalan tersebut dilebarkan karena volume kendaraan sangat padat," kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Depok Gandara Budiana.
Pada 21 April 2014, Dinas Perhubungan, Satlantas Polresta Depok, dan Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (Bimasda) Kota Depok sudah membahas kemacetan di Jalan Raya Sawangan. Saat itu mereka membuat terobosan untuk mengatasi kemacetan di jalan tersebut. "Salah satunya dengan cara pelebaran," katanya.
ILHAM TIRTA
Berita Terpopuler:
Tim Hukum Jokowi Minta Setop Politisasi Kasus Bus
Rusia: Indonesia Akan Dirikan Pusat Perawatan Heli
Cadbury Jamin Produknya di Indonesia Halal
Ahok: Ada Rp 1,6 Triliun Anggaran Tak Pantas
Tim Impian yang Absen di Piala Dunia