TEMPO.CO, Jakarta - Jessen, 43 tahun, menutup toko lebih cepat dari biasanya. Penjual alat bor listrik itu biasanya membereskan lapaknya pada 20.00 WIB. Namun, menjelang putusan pemilihan presiden yang dibacakan MK hari ini, Kamis, 21 Agustus 2014, ia memilih menutup toko pukul 14.00 karena takut terjadi kerusuhan.
"Saya dapat kabar kalau di Jalan Medan Merdeka sudah ada bentrok antara polisi dan massa," ujar dia saat ditemui Tempo. Setelah menutup tokonya, Jessen bergegas menuju televisi umum yang terpajang di lobi masuk Lindeteves Trade Center (LTC) Glodok. Di sana rekan pedagangnya telah berkumpul untuk menyaksikan siaran langsung sidang putusan gugatan.
Mereka terus memantau perkembangan putusan hakim MK. Bila hakim tak mengabulkan permintaan Prabowo, kata Jessen, para pedagang Glodok lainnya akan pulang lebih cepat. Menurut Jessen, dia takut toko miliknya dijarah massa bila gugatan Prabowo tak dikabulkan.
Selain itu, dia menilai rasnya selalu jadi bahan amukan massa kerusuhan di Indonesia. "Saya keturunan Cina. Mata saya sipit, pasti jadi sasaran amukan massa," ujar dia.
Sambil menonton, para pedagang terus membicarakan kerusuhan yang terjadi di Bundaran Hotel Indonesia. Keresahan tampak dari wajah mereka meski 300 aparat Kepolisian sudah bersiaga di empat wilayah di sekitar Glodok.
Kepala Polisi Sektor Tamansari Jakarta Barat Ajun Komisaris Besar Tri Suhartanto mengimbau para pedagang dan pembeli di Glodok agar tak resah. "Saya pastikan massa tak akan rusuh di sini," ujarnya.
Tri Suhartanto mengklaim 300 personel polisi yang diturunkan menjaga Glodok dianggap cukup untuk melindungi pusat niaga elektronik ini dari amukan massa.
PERSIANA GALIH
Topik terhangat:
ISIS | Pemerasan TKI | Sengketa Pilpres | Pembatasan BBM Subsidi
Berita terpopuler lainnya:
Kiai Pro-Prabowo: Jika Tidak PSU, MK Cacat
Tiga Kader Golkar Gugat Ical Rp 1 Triliun
Candi Borobudur Disebut Jadi Target Teror ISIS