TEMPO.CO, Jakarta - Kota Bekasi sempat menjadi bulan-bulanan netizen selama sepekan terakhir. Kondisi jalan yang rusak dan berlubang menjadi sindiran para pengguna sosial.
Hal ini ada benarnya. Jalan Raya Siliwangi di Kotamadya Bekasi dikenal sebagai ruas yang menakutkan bagi pengendara mobil atau motor karena dianggap berbahaya. Berdasarkan catatan Satuan Lalu Lintas Polresta Bekasi Kota Kota, kecelakaan lalu lintas paling banyak terjadi di jalur ini. (Baca: Bekasi Dirisak, Ini Kata Warganya)
Menurut Kepala Satuan Lalu Lintas Polresta Bekasi Kota Komisaris Heri Ompusunggu, selama 2014 tercatat 51 kasus kecelakaan dengan korban tewas enam orang. "Jalan itu banyak dilalui kendaraan besar," kata dia saat meninjau lokasi industri di Bantargebang, Cileungsi, dan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Bantargebang, Jumat, 17 Oktober 2014. (Baca: Dirisak, Pemkot Bekasi Nilai Tweeps Lebay)
Setiap kecelakaan, kata dia, melibatkan kendaraan besar dengan sepeda motor. Jalur tersebut rawan karena masih minimnya median jalan. Sedangkan kendaraan roda dua kerap menyalip dan kehilangan kendali. "Kemudian ditabrak, ada pula yang jatuh ke kolong mobil," kata Heri. (Baca juga: Wali Kota Bekasi: Netizen Tak Paham Orientasi Pembangunan)
Karena itu, pihaknya membangun sebuah pos pelayanan terpadu bernama Traffic Accident Unit di Jalan Raya Siliwangi, tepat di depan gerbang masuk Komplek PU Sapta Taruna III, di Kelurahan Bojong Rawalumbu, Kecamatan Rawalumbu. "Untuk mempercepat penanganan korban kecelakaan," ujar Heri.
Di posko tersebut ada petugas yang berjaga setiap hari. Petugas berasal dari Dinas Perhubungan, Dinas Kesehatan, dan PT Jasa Raharja. Mobil ambulans juga bersiaga. "Petugas jaga selama 24 jam. Supaya cepat ditangani kalau ada kejadian," kata dia.
Penanggung Jawab Pelayanan Klaim PT Jasa Raharja Perwakilan Bekasi Toif Riyanto menjelaskan pos pelayanan terpadu sudah bekerja sama dengan delapan rumah sakit, yang lokasinya tidak jauh dari Jalan Raya Siliwangi. Rumah sakit itu antara lain Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bekasi, RS Saint Elizabeth, RS Global Awal Bros, RS Hosana Medika, RS Budi Lestari, RS Islam Pondok Kopi, dan RS Bella. "Kami menanggung biaya sampai Rp 10 juta," kata dia. "Kalau nanti biaya melebihi angka itu, harus ditanggung oleh pembiayaan lain seperti BPJS dan lain sebagainya," ujar dia.
ADI WARSONO
Berita Terpopuler
Prabowo Ditantang Jadi Negarawan di Pelantikan Jokowi
Jokowi Boyong 60 Orang Keluarganya ke Pelantikan
Romy Resmi Jadi Ketua Umum PPP Muktamar Surabaya
SBY Tinggalkan Rak Buku dan Lukisan di Istana