TEMPO.CO, Bekasi - Hujan sejak pagi hingga sore membuat permukiman di Kompleks Dosen IKIP, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi, kebanjiran, Kamis, 22 Januari 2015. Ketinggian air mencapai selutut orang dewasa. "Warga tidak ada yang mengungsi," kata warga setempat, Ari Wibowo, 26 tahun.
Air menggenang di perumahan tersebut paling tinggi di bagian depan atau Blok 1. Adapun di bagian belakang lebih rendah sekitar 20-50 sentimeter. Warga hanya memindahkan kendaraannya ke dataran tinggi. "Warga memilih tetap di rumah," kata Ari. (Baca: Banjir Bekasi, Kompleks Dosen IKIP Tenggelam.)
Ia mengatakan itu banjir pertama pada tahun ini. Penyebabnya, Kali Jatikramat meluap akibat hujan deras di Kota Bekasi. Hal itu diperparah karena letak permukiman itu berada di cekungan. "Hujannya cukup deras dan lama. Makanya, saluran menjadi meluap," ujarnya.
Genangan berpotensi berlangsung lebih lama jika hujan dengan intensitas tinggi terus mengguyur wilayah itu. Untuk mengantisipasinya, warga memindahkan barang-barang elektronik dan lainnya ke lantai dua rumah. "Kalau kendaraan, ditaruh di luar," katanya.
Pemerintah Kota Bekasi sudah menganggarkan Rp 20 miliar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 2015 untuk membuat polder air seluas 2 hektare di wilayah tersebut. Polder itu untuk menampung air jika terjadi hujan atau kali meluap. (Baca: Atasi Banjir, Bekasi Perbanyak RTH dan Resapan.)
"Tandon air merupakan solusi banjir dan genangan," kata Kepala Dinas Bina Marga dan Tata Air Kota Bekasi Tri Adhianto. Ia mengatakan proyek tersebut akan dilelang setelah APBD sudah dapat dicairkan. "Tahun ini ditargetkan selesai," ujar Tri.
ADI WARSONO