TEMPO.CO, Jakarta - Kasus kematian mahasiswa Universitas Indonesia, Akseyna Ahad Dori, 19 tahun, yang ditemukan tewas di Danau Kenanga di kawasan UI, Depok, masih misteri. Kepolisian mengaku masih kesulitan mengungkap apakah kematian Akseyna ini akibat bunuh diri atau dibunuh.
"Kami belum bisa ambil kesimpulan. Kami masih mengumpulkan keterangan dan mengujinya," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Martinus Sitompul, Kamis, 9 April 2015.
Martinus mengatakan setiap keterangan yang didapat perlu diuji dan dibandingkan dengan keterangan lain. "Ini butuh ketelitian dan ketelatenan," ujarnya.
Salah satu yang sedang didalami adalah keterangan yang didapat dari para saksi soal kegiatan yang dilakukan Akseyna sejak H-3 dia ditemukan telah menjadi mayat. "Kami mendalami apa saja aktivitasnya," kata Martinus.
Selain itu, polisi tengah menyelidiki komunikasi yang terjadi antara Akseyna dan saksi-saksi yang sudah diperiksa. Polisi juga menggunakan teknologi untuk mengungkap kasus ini.
Barang bukti yang ditemukan pun masih dalam penyelidikan, termasuk soal apakah batu yang ditemukan di dalam tas Dori bisa menyebabkan dia tenggelam atau tidak. "Itu juga sedang menjadi kajian kami," tutur Martinus. Polisi belum dapat memastikan apakah Akseyna sudah dalam keadaan meninggal atau belum saat ada di Danau Kenanga.
Mayat Akseyna yang sudah membusuk ditemukan di Danau Kenanga oleh seorang mahasiswa pada 26 Maret 2015. Penyebab kematian mahasiswa jurusan biologi ini belum dapat dipastikan meskipun jasadnya sudah terbaring di pemakaman. Ada dugaan bunuh diri karena ditemukan semacam surat yang diduga ditulis Dori. Namun, sampai saat ini, hal tersebut belum dapat disimpulkan.
NINIS CHAIRUNNISA