TEMPO.CO, Depok - Universitas Indonesia berharap polisi bisa cepat mengungkap kasus tewasnya Akseyna Ahad Dori, yang jenazahnya ditemukan di Danau Kenanga UI pada Maret lalu. Juru bicara UI, Rifelly Dwi Astuti, mengatakan pihaknya telah menyerahkan seluruh proses penyidikan kepada kepolisian.
Menurut Rifelly, UI telah bersikap kooperatif dengan memberikan data dan mengirim ahli untuk mengungkap kematian Akseyna, yang mengenakan tas berisi batu saat tubuhnya mengapung di danau. "Enggak bisa saya rinci mengenai data. Ihwal tenaga ahli, dari kedokteran forensik dan psikolog sudah diperbantukan," katanya, Senin malam, 1 Juni 2015.
Ihwal teman dekat Akseyna yang menemukan surat di tempat indekos Akseyna, Wisma Widya, Beji, Rifelly mengatakan mahasiswa bernama Jibril itu masih menjalani perkuliahan seperti biasa. Menurut Rifelly, Jibril meminta dipindahkan ke Asrama UI. "Sekarang sudah sebulan lebih di Asrama UI. Itu atas permintaan yang bersangkutan. Belum bisa ditentukan sampai kapan," ucapnya.
Rifelly berharap polisi bisa menemukan bukti hukum yang valid agar kasus ini cepat dituntaskan. "Hasilnya kami menyerahkan sepenuhnya kepada penyidikan kepolisian," ujarnya.
Saat ditanya perihal kematian Akseyna yang tidak wajar, Rifelly mengatakan masih menunggu hasil penyelidikan. "Kami tunggu saja hasilnya. Harapannya, semoga cepat selesai dengan baik. Kami tidak mau mengganggu penyelidikan polisi," ucapnya.
Direktur Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Khrisna Murti mengatakan ada titik terang atas kejanggalan kasus kematian Akseyna, yang telah diselidiki selama dua bulan lebih itu. Menurut dia, mulai terkuak bahwa ada pihak lain yang terlibat dalam kematian Akseyna. "Polisi kini menggunakan skenario korban tewas tidak wajar karena sebab yang ditimbulkan orang lain," kata Khrisna seusai gelar perkara, Minggu, 31 Mei 2015.
Dugaan pembunuhan dalam kematian Akseyna ini diambil berdasarkan kesimpulan yang berasal dari bukti-bukti yang cukup kuat. Salah satunya hasil otopsi oleh Rumah Sakit Polri Kramat Jati yang menemukan banyak luka lebam di tubuh Akseyna.
Selain itu, dugaan bertambah kuat setelah grafolog American Handwriting Analysis Foundation, Deborah Dewi, mengungkap bahwa ada dua orang yang menulis surat yang ditemukan di kamar kos Akseyna. Deborah melihat tulisan pertama identik dengan tulisan almarhum, sementara sejumlah bagian tulisan tangan lainnya dan tanda tangan di surat itu dibuat orang lain.
IMAM HAMDI