Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ada Kebun Sayur di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma

Editor

Kurniawan

image-gnews
Sejumlah anak kecil menyaksikan pesawat Citilink yang berada di landasan dari pagar samping Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta. Setiap sore hari, warga mendatangi kawasan ini untuk
Sejumlah anak kecil menyaksikan pesawat Citilink yang berada di landasan dari pagar samping Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta. Setiap sore hari, warga mendatangi kawasan ini untuk "berwisata gratis". TEMPO/Imam Sukamto
Iklan

TEMPO.CO , Jakarta: Pangkalan udara tak selalu bising oleh suara mesin pesawat dan tak selalu dipenuhi dengan aktivitas penerbangan. Suasana alam layaknya di pedesaan pun bisa dilihat di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta.

Deretan tanaman sayur seperti bayam, kacang kedelai edamame, kangkung, caisim, dan pakcoy membentang di lahan seluas 6 hektare. Di sebelah kebun sayur tersebut terdapat peternakan sapi perah dan kolam buatan yang digunakan untuk memelihara lele.

Menurut Komandan Pangkalan Udara Halim Perdana Kusuma Marsekal Pertama Sri Pulung Dwatmatsu, gagasan untuk mengoptimalkan lahan tidur di pangkalan udara tercetus saat terjadi kerusuhan pada 1998.

Saat kerusuhan terjadi, kata dia, kebutuhan logistik di Jakarta terputus, sehingga truk pengangkut logistik sulit masuk Ibu Kota. Padahal, saat itu, ia mengatakan, anggota TNI harus bekerja 24 jam untuk mengamankan situasi. Dari situlah ayah beranak tiga ini berpendapat bahwa pangkalan udara harus mampu memenuhi kebutuhan logistik penghuninya.

Sri Pulung, yang tak memiliki dasar ilmu pertanian sama sekali, lantas mengujicobakan gagasannya tersebut saat bertugas di Pangkalan Udara Husein Sastranegara, Bandung pada tahun 2012. Untuk mewujudkan gagasannya tersebut, anak kedua dari enam bersaudara ini meluangkan waktunya untuk belajar pertanian dan perkebunan melalui Internet. “Namanya keinginan harus diperjuangkan,” tuturnya kepada Tempo di Halim Perdanakusuma, Kamis, 28 Mei 2015.

Saat bertugas di Bandung, kata Sri Pulung, dia mencoba untuk menanam buah dan sayur seperti pepaya; brokoli; tomat sayur; romen; pagoda dan pakcoy. Tak hanya itu, lulusan Akademi Angkatan Udara TNI tahun 1988 ini pun menggagas kegiatan kerja bakti di pangkalan udara sebanyak dua bulan sekali.

Pada tahun 2013, melalui surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/305/IV/2013, Sri Pulung kemudian ditunjuk sebagai Komandan Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma. Sukses mengubah lahan tidur di tempat sebelumnya, Husein Sastranegara, suami dari Dine Sekarningrum Sastranegara ini pun ingin menerapkan hal yang sama di Pangkalan Udara Halim Perdana Kusuma.

Sri Pulung lantas berupaya untuk membuat kebun sayuran di lahan seluas 6 hektare. Untuk memudahkan pengelolaan dan pemasaran sayur-sayuran organik dan hidroponik tersebut. Ayah beranak tiga ini menggandeng sebuah perusahaan swasta untuk menjadi konsultan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut seorang konsultan pertanian, Yaya Sunarya, setiap hari sekitar 5 kwintal sayur-sayuran dari Bandara Husein Sastranegara dan Halim Perdana Kusuma dipasarkan di Jakarta. Sayur organik dan hidroponik itu dijual di beberapa supermarket seperti, Market City, Duta Palem, Total Palem, JFM Pluit, Ami Fresh, dan Apple Shop. “Bahkan setiap Sabtu dari pukul 07.00-11.00 WIB kami menyelenggarakan fresh market untuk warga pangkalan udara dan sekitarnya,” tuturnya.

Saat ini, kata Yaya, pupuk kompos produksi Tempat Pembuangan Sampah Terpadu milik Halim Perdanakusuma juga mampu memasarkan pupuknya hingga Bogor dan Cianjur. Dalam sehari, TPST, yang memiliki luas 2.500 meter persegi, mampu mengolah sampah dari lingkungan pangkalan udara hingga 20 ton.

Yaya menjelaskan, kendala dalam pengembangan sayuran dan peternakan sapi perah di Halim Perdanakusuma ialah suhu. Menurut dia, suhu di Jakarta membuat sayuran dan sapi perah sulit dikembangkan. Kendala lainnya, kata dia, ialah sulitnya mencari tenaga kerja. “Banyak pekerja kami yang kaget karena saat kami ajak ke Jakarta ternyata pekerjaannya tak jauh dari mencangkul,” tuturnya.

Namun, Sri Pulung menyanggah anggapan Yaya. Menurut dia, saat mengembangkan lahan tidur menjadi lahan produktif di Halim, yang ia lihat hanyalah peluang. “Justru dengan adanya perkebunan dan peternakan ini mampu menyerap tenaga kerja. Jadi lihat dari sisi positifnya,” tuturnya.

Pria kelahiran Jakarta tahun 1965 ini menuturkan, pangkalan udara tak selalu berfungsi sebagai pangkalan pesawat tempur. Pada saat damai, kata dia, pangkalan udara juga bisa berfungsi untuk mengembalikan nilai-nilai bangsa, seperti kekeluargaan dan gotong royong. "Saya khawatir, pada era modern saat ini, keluarga menjadi tak utuh karena kurangnya interaksi," tuturnya.

GANGSAR PARIKESIT

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Dubai akan Bangun Bandara Terbesar di Dunia, Bisa Tampung 260 Juta Penumpang

4 jam lalu

Dubai menyiapkan bandara baru yang digadang-gadang jadi bandara terbesar di dunia, yaitu Bandara Internasional Al Maktoumtwitter.com/@HHShkMohd
Dubai akan Bangun Bandara Terbesar di Dunia, Bisa Tampung 260 Juta Penumpang

Bandara Internasional Al Maktoum akan menggantikan Bandara Internasional Dubai yang masih beroperasi saat ini


Penurunan Status Bandara Internasional Dikritik: Minim Kajian, Sama Seperti Pembangunannya

5 jam lalu

Kemenhub Pangkas Jumlah Bandara Internasional, InJourney Airports: Sejalan dengan Transformasi
Penurunan Status Bandara Internasional Dikritik: Minim Kajian, Sama Seperti Pembangunannya

Anggota DPR RI mengkritik langkah pemerintah menurunkan status sejumlah bandara internasional. Dianggap minim kajian.


Bandara SMB II Palembang Turun Kelas, PHRI dan Blogger Sumsel Kecewa

14 jam lalu

Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang, Sumatra Selatan, bukan lagi bandara internasional. Statusnya turun jadi bandara domestik. TEMPO/Parliza Hendrawan
Bandara SMB II Palembang Turun Kelas, PHRI dan Blogger Sumsel Kecewa

Keputusan menurunkan status bandara di Palembang dinilai berdampak negatif terhadap pertumbuhan industri parawisata di Sumsel.


Bandara Adi Soemarmo Turun Status, Sandiaga Uno: Ada Kekhawatiran Pariwisata Solo Turun

22 jam lalu

Bandara Adi Soemarmo Solo di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, kini tak lagi menyandang status sebagai bandara internasional. Foto diambil beberapa waktu lalu. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Bandara Adi Soemarmo Turun Status, Sandiaga Uno: Ada Kekhawatiran Pariwisata Solo Turun

Bandara Adi Soemarmo turun status dari internasional ke domestik. Bagaimana nasib pariwisata di Solo? Ini tanggapan Sandiaga Uno.


Bandara Adi Soemarmo Turun Status, Gibran: Harus Perbanyak Event Internasional di Solo

1 hari lalu

Wapres Terpilih Gibran Rakabuming Raka masih hadir di kantor Wali Kota Solo di Balai Kota Solo, Jawa Tengah, Kamis, 24 April 2024, usai penetapan oleh KPU kemarin. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Bandara Adi Soemarmo Turun Status, Gibran: Harus Perbanyak Event Internasional di Solo

Gibran mengatakan turunnya status Bandara Adi Soemarmo tidak akan mempengaruhi tingkat kunjungan wisatawan ke Kota Solo.


Komitmen untuk Pariwisata, Bandara Lombok Tetap Berstatus Internasional

1 hari lalu

Bandara Lombok (Dok. Angkasa Pura I)
Komitmen untuk Pariwisata, Bandara Lombok Tetap Berstatus Internasional

Bandara Lombok merupakan pintu masuk utama bagi wisatawan yang ingin berlibur ke Lombok dan destinasi lain di Nusa Tenggara Barat.


Ini 17 Bandara Internasional dan 17 Bandar Udara yang Turun Status

2 hari lalu

Para penumpang menuju pesawar Lion Air di Bandara Internasional Yogyakarta (BIY). Rencananya 140 penerbangan di Bandara Adisutjipto dipindahkan ke BIY. Foto: @jababekaandco
Ini 17 Bandara Internasional dan 17 Bandar Udara yang Turun Status

Kementerian Perhubungan memutuskan hanya ada 17 bandar udara yang berstatus bandara internasional dari semula 34 buah.


Bandara Internasional Dipangkas, INACA: Semua Bandara Dapat Hidup, Terjadi Pemerataan Pembangunan

2 hari lalu

Suasana arus mudik di Bandara Internasional Hang Nadim Batam, Sabtu 6 April 2024. TEMPO/Yogi Eka Sahputra
Bandara Internasional Dipangkas, INACA: Semua Bandara Dapat Hidup, Terjadi Pemerataan Pembangunan

Ketua Umum INACA Denon Prawiraatmadja angkat bicara soal pengurangan jumlah bandara internasional di Indonesia.


Kemenhub Pangkas Jumlah Bandara Internasional, Apa Bedanya dengan Bandara Domestik?

2 hari lalu

Wisatawan mancanegara menjalani pemeriksaan keimigrasian di autogate yang dioperasikan di Terminal Kedatangan Internasional Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Rabu, 6 Maret 2024. Sebanyak 30 unit autogate pemeriksaan imigrasi yang mengintegrasikan teknologi Face Recognition serta Border Control Management (BCM) itu diresmikan di Bandara Bali untuk mempermudah dan mempercepat proses pemeriksaan keimigrasian. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Kemenhub Pangkas Jumlah Bandara Internasional, Apa Bedanya dengan Bandara Domestik?

Keberadaan bandara internasional terkadang menjadi kebanggaan tersendiri bagi suatu wilayah.


Kemenhub Pangkas Jumlah Bandara Internasional , InJourney Airports: Sejalan dengan Transformasi

2 hari lalu

Sejumlah penari Sanggar Sabdo Dadi menampilkan Tari Rara Ngigel dalam Gebyar Bregas Budaya di Bandara Internasional Yogyakarta (YIA), Kulon Progo, DI Yogyakarta, Ahad, 28 Mei 2023. Ajang budaya yang digelar setiap akhir bulan tersebut untuk menghibur penumpang pesawat di bandara setempat dan sekaligus sebagai upaya pelestarian kebudayaan tradisional. ANTARA/Aditya Pradana Putra
Kemenhub Pangkas Jumlah Bandara Internasional , InJourney Airports: Sejalan dengan Transformasi

InJourney menilai penyesuaian bandara internasional ini berpengaruh positif terhadap konektivitas udara dan pariwisata Tanah Air.