TEMPO.CO, Depok - Kasus pembunuhan atas Akseyna Ahad Dori, mahasiswa Universitas Indonesia (UI), yang ditemukan tewas mengapung di Danau Kenanga UI, Kamis, 26 Maret 2015, sampai kini belum terungkap.
Harapan untuk mengungkap sosok pembunuh Ace sempat terbuka saat akun Twitter @akseyna tiba-tiba muncul kembali dan mencuit pada 3 Juli 2015. Akun itu mengaku sebagai sahabat Akseyna yang ingin menuntut balas. Namun, sejak 11 Juli 2015, sekitar pukul 21.00, akun tersebut tiba-tiba hilang.
Dihubungi, Selasa, 4 Agustus 2015, Kolonel Sus Mardoto, ayah Ace-sapaan Akseyna-mengaku masih menanti hasil penyidikan polisi.
Dia mengaku masih ingat banyak pesan yang dia sampaikan pada Ace sebelum menjalani perkuliahan di Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, UI. "Kami memberikan bekal dalam berkehidupan di kost, di kampus maupun cara-cara pemenuhan kebutuhan hariannya," kata Mardoto.
Keluarga, kata Mardoto, telah mendiskusikan keinginan Ace, ketika dia memutuskan untuk kuliah di UI. Setelah diskusi tiga kali dengan keluarga tentang plus-minus masuk jurusan biologi dan kuliah di sana, akhirnya, Ace memilih masuk UI. "Jadi bukan atas suruhan orang tua masuk ke UI," katanya.
Seperti diketahui, Ace masuk UI melalui jalur undangan berkat prestasi akademiknya. Ace pernah mendapatkan medali perunggu Olimpiade Sains Nasional (OSN) SMA pada 2012 di Jakarta. Pada 2011 sewaktu pertama ikut OSN di Manado, Ace belum berhasil mendapat medali.
"Kami pun merestui pilihan Ace menempuh kuliah di UI. Tapi, tidak menyangka hidupnya harus berakhir di tempat kuliah yang dia senangi," kata Mardoto.
IMAM HAMDI