Supriyono mengaku paling banyak membeli dua gram sabu yang dipecah lagi menjadi paket-paket kecil siap edar. Supriyono menuturkan satu gram sabu ia beli seharga Rp 1,4 juta. Ia lantas membagi-bagi jadi lima paket kecil. Satu paket ia jual seharga Rp 400 ribu dan biasanya habis terjual dalam dua sampai tiga hari. "Untungnya biasanya minimal Rp 600 ribu," kata dia.
Meski demikian, ia membantah memanfaatkan Go-Jek untuk menyamarkan peredaran narkoba. "Saya baru kayak gini, baru dua minggu ini," kata dia. Ia beralasan penghasilannya sebagai tukang ojek tergerus semenjak banyak pengemudi bergabung ke GoJek. "Saingannya tambah ketat, pendapatan turun terus," kata dia.
Sebelum menjadi pengendara Go-Jek, ia tadinya bekerja sebagai ojek pangkalan dengan penghasilan mencapai Rp 200 ribu per hari. Supriyono mengaku sudah tiga bulan menjadi sopir Go-Jek tak tahan dengan penghasilan yang kian merosot tiap hari. Ide menjadi pengedar pertama kali terbersit saat ia diminta mencarikan barang narkotika berupa sabu.
"Kebetulan kenal sama pengedarnya sudah lama," kata dia. Selanjutnya, ia sering bertransaksi lewat pesan singkat. Menurut Supriyono, wilayah edarnya hanya sebatas pada Kapuk-Kamal, Kalideres.
Selanjutnya, BNN mengimbau ojek online berhati-hati...