TEMPO.CO, Depok - Diujung masa jabatannya, Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail membuat sebuah partai. Dia mengklaim telah memiliki pengurus di 125 wilayah. Namun partai ini tak ada urusannya dengan kegiatan politik. "Namanya Partai Ember. Tugasnya memilah sampah," kata Nur Mahmudi, dalam workshop "Urgensi Pembangunan Sistem Pengelolaan Sampah di Daerah" yang digelar di Gedung Baleka 2, Depok, Jawa Barat, Senin, 14 Desember 2015.
Menurut Nur Mahmudi, Partai Ember merupakan program pengolahan sampah dengan cara memilah sampah organik dan nonorganik di setiap rumah tangga. Pemilahan sampah ini menggunakan ember karena itu dinamakan Parai Ember. "Sudah difasilitasi ember dari pemerintah untuk membuang sampah organik," kata Nur Mahmudi.
Sejak 2014, kata Nur Mahmudi, Depok sudah mencabut retribusi sampah rumah tangga. Bila setiap rumah tangga di Depok yang berjumlah 400 ribu bisa mengolah sampah secara baik, hanya 20-30 persen saja sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir di Cipayung.
Per hari sampah warga Depok sebanyak 1.200 ton. Dengan membentuk pengurus Partai Ember di 125 wilayah, baru bisa mengurangi 50 ton sampah. "Pemilahan sampah sangat penting untuk mengurangi volume yang masuk TPA," ujarnya.
Nur Mahmudi mencontohkan pengolahan sampah di Universitas Indonesia. Lembaga pendidikan itu sudah cukup baik melakukan pemilihan sampah. Per hari sampah di UI mencapai 28 truk. Namun setelah diolah, sampah yang dibuang ke TPA hanya enam truk.
IMAM HAMDI