TEMPO.CO, Jakarta - Diduga kesal karena tidak pernah diberi uang jajan untuk sekolah, MA, 15 tahun, siswa kelas tiga SMP di Kecamatan Gunungsindur, Kabupaten Bogor, nekad menganiaya Puji Widodo, 41 tahun. Puji seorang pegawai negeri, yang tidak lain ialah orang tua kandung MA.
MA menganiaya Puji dengan cara memukul bertubi-tubi kepala ayahnya menggunakan sebatang linggis dan menusuk tubuh korban menggunakan pisau dapur.
Akibatnya, korban mengalami luka parah di kepala dan harus mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tangerang Selatan.
"Peristiwa penganiayaan yang dilakukan anak kepada ayah kandungnya itu terjadi pada Rabu, 16 Desember 2015, sekitar pukul 21.45 WIB. Saat ini, kami sudah mengamankan anak korban yang diduga pelaku penganiayaan," kata Kepala Polisi Sektor Gunungsindur Komisaris Agus Suyandri, Kamis, 17 Desember 2015.
Agus mengatakan kejadian tersebut terjadi di rumah korban, yakni di Perumahan Griya Indah Serpung, Blok A 8, Nomor 1, RT 02/14, Desa/Kecamatan Gunungsindur, Kabupaten Bogor. Peristiwa itu pertama kali diketahui oleh Yanto, tetangga korban yang mendengar teriakan korban memanggil nama anaknya dengan keras dan kemudian merintih kesakitan.
"Saksi curiga dengan suara gaduh di rumah korban, kemudian mengeceknya. Dari luar, dia melihat ceceran darah," kata Agus.
Karena tidak kuat melihat darah yang berceceran, akhirnya Yanto memanggil tetangga lainya. Namun, pada saat akan masuk rumah korban, pintu dikunci dari dalam. Akhirnya tetangga korban mendobrak pintu rumah tersebut
"Di dalam rumah darah berceceran di lantai dan warga pun melihat korban sudah tergeletak bersimbah darah," ujar Agus.
Tidak jauh dari tubuh korban, MA anak korban, terlihat syok setelah menusuk dan memukul kepala ayah kandungnya. "Korban langsung dibawa ke RSUD Tangerang Selatan dengan kondisi luka menganga di kepala, pelipis, dan jari robek. Sedangkan anak korban langsung dibawa ke Polsek," ujar Agus.
Berdasarkan pengakuan anak korban yang diduga menjadi pelaku penganiayaan itu, menurut Agus, dia merasa kesal dan sakit hati kepada ayahnya yang tidak pernah memberi uang jajan sekolah.
"Pagi hari sebelum kejadian, MA yang akan berangkat ke sekolah minta uang jajan, tapi tidak pernah dikasih oleh ayahnya," kata Kapolsek.
Padahal MA mengetahui jika ayah kandungnya itu sangat royal pada orang lain. Bahkan korban pun dianggap menelantarkan pelaku dan ibu kandungnya. "Malam harinya, Puji memarahi dan memukul MA sehingga kemarahan pelaku sampai puncaknya dan akhirnya nekat menganiaya ayah kandungnya sendiri," kata Agus.
Polisi masih melakukan pemeriksaan intensif terhadap pelaku dan sejumlah orang dari para tetangga, serta menyita linggis dan pisau yang berlumuran darah, yang dijadikan sebagai alat untuk menganiaya korban.
M SIDIK PERMANA