TEMPO.CO, Jakarta - Psikolog dari Komisi Nasional Perlindungan Anak, Elizabeth Santoso, mengatakan, sejauh ini, dia belum melihat indikasi adanya disorientasi seksual pada Januar Arifin alias Begeng, tersangka pembunuh bocah kelas I sekolah dasar, Jamaludin. Begeng membunuh korban setelah menculiknya.
"Perlu bukti dan data pendukung, seperti hasil otopsi, untuk membuktikan dia pedofil," ucap Elizabeth setelah melakukan wawancara dengan Begeng di Kepolisian Resor Kota Depok, Selasa, 9 Februari 2016.
Saat dimintai keterangan, menurut dia, Begeng cukup kooperatif. Bahkan Begeng, ujar dia, tampak tidak berbohong saat diwawancara. "Saat ditanya, Begeng jujur dan cukup kooperatif. Orientasi seksual yang berkembang harus mempunyai bukti yang kuat," tuturnya.
Saat dimintai keterangan oleh awak media soal hasil wawancara dengan Begeng, Elizabeth ogah menjelaskan. Menurut dia, yang bisa memberikan hasil analisisnya terhadap karakter dan kejiwaan Begeng adalah polisi. "Data hasilnya sudah saya berikan kepada polisi. Saya tidak bisa jelaskan," katanya.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Depok Komisaris Teguh Nugroho menyatakan data psikolog hanya sebagai pendukung penyidikan polisi. Sejauh ini, motif penculikan dan pembunuhan belum diketahui. "Motifnya ingin harta keluarga korban atau ada unsur kejahatan seksual belum diketahui," ujarnya.
Ia menjelaskan, yang pasti, penculikan ini dilakukan dengan terencana. Terkait dengan tersangka ada disorientasi seksual apa tidak, pihaknya masih menunggu hasil otopsi dan forensik korban. "Kami belum bisa membuktikan bahwa tersangka pedofil," ucapnya.
Atas tindakannya, tersangka bisa dijerat Pasal 340 juncto Pasal 338 juncto Pasal 330 KUHP dan Pasal 80 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak. "Ancamannya bisa hukuman mati," tuturnya.
Begeng membunuh Jamaludin di rumahnya di Jalan Pondok Gede Lubang Buaya, Gang Albaidon, RT 14 RW 9, Kelurahan Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, pada Minggu, 7 Februari 2016. Saat ditemukan, korban sudah meninggal dalam keadaan tertelungkup di dalam kamar mandi.
IMAM HAMDI