TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama akan membuat tanggul di pantai untuk mengatasi pasang (rob) yang ditengarai menjadi faktor penyebab banjir. Menurut Ahok, untuk mengatasi banjir di Jakarta sebenarnya tidak sulit. Yang terpenting menurut dia, saluran yang ada harus terbuka terbagi rata debitnya.
Ahok mengatakan jika ada rob, akan sulit untuk mengalirkan air ke laut, sehingga air tertahan. Misalnya jika ada rob setinggi 2,8 meter, air akan sulit turun. Untuk itu perlu dibuat tanggul.
Ahok mengaku tidak sulit mengatasi banjir asalkan debit di saluran terbagi rata. Selain itu, menurut Ahok, perlu juga untuk menahan rob ini. "Makanya tahun ini saya akan bikin tanggul 3,8 meter," kata Ahok di kantor Gubernur DKI Jakarta, Rabu, 2 Maret 2016.
Namun, tanggul bukanlah satu-satunya jalan. Menurut Ahok, jika tanggul sudah dibuat dan masih tidak mau turun maka perlu dipasang pompa. Pompa ini berfungsi untuk menurunkan muka air genangan.
Ahok mengakui banjir yang ada sekarang tak lepas dari tata kelola air yang buruk pada zaman Belanda. Misalnya, ada zaman Belanda, terdapat aturan menutup pintu air Manggarai.
Namun, menurut Ahok seharusnya kebijakan ini tidak diterapkan lagi. Pasalnya sudah banyak tata ruang yang berbeda dengan di masa Belanda. "Terus kalau airnya banyak kami buka, istana tenggelem," ujar Ahok.
Selain itu, menurut Ahok pencegahan banjir biasanya dipusatkan ke agar tidam masuk ke daerah elit sehingga air dibuang ke kanal banjir barat. Padahal sekarang hal ini sudah tidak bisa diterapkan. Lantaran kebijakan ini akan menyebabkan banjir di daerah sekitarnya, misalnya Angke, Grogol, dan Krukut.
MAWARDAH NUR HANIFIYANI