TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah pusat dan daerah selama ini abai menyediakan angkutan massal yang cepat bagi warga Bekasi, Depok, Tangerang, dan Bogor. Walhasil, sebagian besar penduduk yang tinggal di kota-kota tersebut menggunakan kendaraan pribadi menuju Jakarta untuk bekerja.
"Di Bekasi hanya 20 persen penduduk yang menggunakan transportasi massal atau angkutan umum," kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Bekasi Yayan Yuliana pada Senin, 23 Mei 2016. Padahal, dari 2,4 juta jiwa penduduk Bekasi, sekitar 1,4 juta orang (60 persen) memiliki aktivitas di Jakarta.
BACA JUGA
Duh, Adegan Suami-Isteri Disiarkan Live, Penonton Bisa Coba
Dea Mirella: Aku Hancur, Menangis Tiap Dengar Suara Bayi
Yayan menjelaskan, pemerintah berupaya mengalihkan pengguna kendaraan pribadi ke angkutan massal. Selain kereta commuter line yang menjadi andalan, sudah ada empat rute bus Transjakarta dari Kota Bekasi menuju Jakarta. "Kami hanya bisa mengimbau masyarakat pindah ke angkutan massal," katanya.
Yayan mengatakan, meski pengguna Transjakarta terus bertambah, pihaknya belum menemukan cara untuk mengurangi jumlah kendaraan pribadi yang masuk ke Jakarta. Padahal masyarakat Kota Bekasi telah beralih ke angkutan massal. Artinya, pemerintah daerah telah membantu mengatasi kemacetan di Jakarta.
"Setiap hari, rata-rata Transjakarta satu rute mengangkut 1.500 orang," ujarnya. Adapun rute Transjakarta dari Kota Bekasi, antara lain Bekasi Barat-Bundaran HI, Bekasi Barat-Tanjung Priok, Bekasi Timur-Grogol, dan Bekasi Timur-Pasar Baru. Bus ramai saat jam berangkat kerja, pukul 05.00-09.00 WIB.
BACA JUGA
Geger Daging Manusia Dijadikan Kornet, Ini Penampakannya
Wah, Pemerintah Larang Nikahi Brondong, Begini Alasannya
Berdasarkan pengamatan Tempo, mayoritas pengguna bus Transjakarta ialah penumpang yang beralih dari kereta komuter, bus reguler, atau angkutan perbatasan terintegrasi busway (APTB). Bukan dari kendaraan pribadi. Mereka beralih ke Transjakarta karena harga tiketnya cukup terjangkau, yakni Rp 3.500.
Erik Hamzah, misalnya. Dia senang menumpang Transjakarta lantaran dengan Rp 3.500 sudah bisa naik bus jurusan Bekasi Barat-Bundaran Hotel Indonesia. "Sebelumnya, saya biasa naik KRL komuter, sekarang naik Transjakarta," kata warga Babelan ini.
Saat naik KRL, dia harus mengeluarkan uang Rp 6.000 dengan rincian Rp 2.500 untuk tiket kereta dan Rp 3.500 untuk tiket Transjakarta menuju ke kantornya di Jakarta Pusat. Sekarang, ujar dia, cukup sekali naik Transjakarta, sudah tiba di kantor. "Lebih cepat dibanding naik KRL," kata pegawai pemerintah ini.
Warga lain, Nina, 26 tahun, mengatakan kelebihan bus Transjakata ialah tarifnya cukup murah. Dengan Rp 3.500, ia sudah bisa sampai tujuan di Jakarta. "Meski harus transit, tidak masalah, karena di Jakarta ketersediaan bus cukup banyak," kata penumpang tujuan Grogol, Jakarta Barat, ini.
Namun situasi akan berbeda bila naik bus lainnya. Tarif bisa mencapai Rp 10-13 ribu sekali naik.
ADI WARSONO
BACA JUGA
Geger Daging Manusia Dijadikan Kornet, Ini Penampakannya
Wah, Pemerintah Larang Nikahi Brondong, Begini Alasannya