TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengungkapkan dia tak pernah meninggalkan daerah yang dipimpinya pada hari pertama Idul Fitri. Kebiasaan itu telah dilakoni politikus PDI Perjuangan tersebut sejak menjadi Wali Kota Blitar.
Ia beralasan suatu daerah tak boleh mengalami kekosongan pimpinan. "Harus ada salah satu pimpinan daerah, baik gubernur, wakil gubernur, atau sekretaris daerah," kata Djarot di Balai Kota, Rabu, 6 Juli 2016.
Djarot, 54 tahun, mengatakan baru pulang kampung ke Blitar, Jawa Timur, pada esok hari. Sebelumnya, Gubernur Basuki Tjahaja Purnama lebih dulu mudik ke Belitung Timur. Keadaan itu membuat Djarot harus mengisi peran Ahok—sapaan Basuki—dalam berbagai kesempatan perayaan Idul Fitri di Ibu Kota. "Kalau saya enggak ada, ada sekretaris daerah," tuturnya.
Menurut Djarot, hadirnya pemimpin daerah dalam hari besar keagamaan bisa mengantisipasi jika terjadi kondisi darurat. Tak hanya Idul Fitri, pantangan mudik pada hari pertama perayaan keagamaan juga dilakoninya pada Natal, tahun baru, dan Idul Adha.
"Selama sepuluh tahun jadi Wali Kota, saya selalu menerapkan itu. Saya hanya sekali absen pada saat Idul Adha yang bertepatan dengan kelahiran anak saya," kata Djarot.
LARISSA HUDA