Biasanya dia membantu suaminya dengan berjualan nasi uduk di pasar kecil kawasan Bukit Duri. Saat ini, dia tidak bisa berjualan. Suaminya yang sebelumnya menjadi kuli panggul di Bukit Duri dan Jatinegara, juga kesulitan.
Kartemi dan suaminya juga kehilangan rumah permanen dua lantai yang dihancurkan alat berat. Tidak ada ganti rugi dari pemerintah. Mereka difasilitasi satu unit rumah susun (rusun) di Rawa Bebek yang sewanya gratis hanya untuk tiga bulan pertama.
Setelah itu, mereka harus membayar cicilan bulanan mulai dari Rp 200 hingga 300 ribu. Angsuran itu belum termasuk untuk membayar air dan listrik. Jika dikalkulasi, Kartemi harus mengeluarkan uang Rp 500 ribu per bulan.
Di rumah susun yang masih baru, ada 7 orang anggota keluarga Kartemi. Antara lain, suami, anak, menantu, dan cucu. Ibu 11 anak itu menjelaskan empat anaknya tinggal di unit rusun tersebut. Beberapa anak lain tinggal di sebelah rumahnya, di rusun itu juga. Sisanya, tinggal di daerah lain di Jakarta.
Baca juga:
Pilkada DKI: Awas, Tiga Jebakan Ini Bisa Kini Ahok Kalah
Raffi Beri Ayu Ting Ting Mini Cooper? Ini Kata Ibunda
Unit rusun milik Kartemi memiliki dua kamar tidur, satu ruang tamu, satu kamar mandi, dan sekotak dapur kecil. Karena jumlah keluarga yang banyak membuat rumah itu kian penuh-sesak. "Kalau malam tidurnya kayak tape, dijejer-jejer, karena kamarnya penuh," ujar dia.
Selanjutnya: padahal di rumah sebelumnya...