TEMPO.CO, Jakarta - Maskapai Garuda Indonesia sedang melakukan investigasi terkait lepasnya hewan kadal tanpa kaki (legless lizard) yang bentuk fisiknya seperti ular di pesawat GA 657 rute Merauke – Jakarta."Investigasinya masih terus berlangsung," ujar Vice President Corporate Communications Garuda Indonesia Benny S Butarbutar, Rabu 12 Oktober 2016.
Kadal jinak itu, diduga terlepas dari kompartemen cargo pesawat GA 657 rute Merauke – Jakarta, Selasa sore 11 Oktober 2016. Benny memastikan jika hewan itu bukan ular, tapi kadal jinak tanpa kaki.
“Memang bentuk fisiknya terlihat seperti ular, namun setelah kami lakukan pemeriksaan ulang yang lebih teliti, baik kemasan bagian luar dan dalam, juga dokumen karantina dan bentuk fisik hewan tersebut, ternyata hewan tersebut kadal bukan ular. Kadal ini dalam nama latinnya adalah “Lialis burtoni” atau legless lizard atau sering disebut kadal tanpa kaki."
Peristiwa lepasnya hewan ini terungkap setelah ada laporan yang menyebutkan pesawat Garuda Indonesia membawa kiriman cargo yang berisi hewan hidup dalam bentuk kotak kayu yang bagian luarnya terdapat lubang udara kecil. Sementara bagian dalam kotak juga dilapisi karung.
Tidak lama kemudian dilaporkan terlepasnya tiga ekor hewan yang diduga mirip ular kecil dari boks cargo. Menurut Benny, awak kabin bisa langsung menangkap tiga kadal jinak tersebut dan mengamankannya kembali, sehingga tidak mengganggu operasional penerbangan.
Ketika mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, petugas kemanan penerbangan (Avsec), petugas cargo, petugas karantina hewan Bandara Soekarno – Hatta, dan awak kabin langsung mengeluarkan cargo tersebut dan memeriksa kembali cargo dan bagian kabin.
Berdasarkan pemeriksaan yang teliti ternyata hewan tersebut bukan ular tetapi kadal jinak. Untuk itu, manajemen Garuda Indonesia memerintahkan untuk dilakukan investigasi secepatnya dan melakukan corrective actions guna memastikan kejadian serupa tidak terulang kembali.
Benny mengatakan, investigasi menjadi penting guna memastikan prosedur mana yang terlewati atau ada kemungkinan kerusakan dalam pengepakannya sehingga kejadian ini tidak boleh terjadi lagi."Siapa pun yang terbukti mengabaikan standar prosedur dalam pengepakannya atau melewati SOP yang telah ditetapkan akan dikenakan sanksi yang tegas,"katanya.
Berdasarkan hasil investigasi awal, kata Benny, kemasan dalam boks pengiriman tersebut tidak sesuai dengan standar Live Animal Regulation (LAR), dimana seharusnya kawat pelindung di bagian dalam harus memiliki diameter yang lebih kecil."Pasti ada pengirim yang tidak mematuhi standar kemasan pengiriman, dan petugas yang tidak melakukan multi-check pada barang-barang yang akan diangkut oleh Garuda Indonesia. Garuda Indonesia akan menindak tegas pihak-pihak yang terlibat dalam kecerobohan ini,” katanya.
JONIANSYAH HARDJONO