TEMPO.CO, Jakarta - Guru besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Sarlito Wirawan Sarwono, meninggal pada usia 72 tahun. Putra bungsu Sarlito, Dimas Aditya, mengatakan tak ada tanda atau pesan yang disampaikan Sarlito kepada keluarga.
"Tidak ada sama sekali pesan," kata Dimas di rumah Sarlito, di Perumahan Dosen UI, Ciputat, Tangerang Selatan, Selasa, 15 November 2016. "Setelah perawatan di High Care Unit, mulai bisa ngomong, pertanyaan pertama bapak: bagaimana keadaan politik hari ini."
Baca: Guru Besar Fakultas Psikologi UI Sarlito Wirawan Meninggal
Menurut Dimas, ayahnya sangat memperhatikan masalah politik dan keamanan Indonesia. Sarlito, kata dia, juga sosok yang dicintai banyak orang. "Bagi kami, Bapak superhero, panutan kami. Kami banyak melihat kelebihan beliau," ujar Dimas.
Tak hanya memberi perhatian terhadap persoalan politik, Dimas mengatakan, keteladanan Sarlito dalam menjaga independensi adalah teladan untuk keluarga. "Beliau itu bisa menjaga independensi dan menyuarakan aspirasi secara independen," ujar Dimas.
Simak: Siang Ini, Almarhum Sarlito Dimakamkan di Tonjong, Bogor
Sarlito meninggal pada pukul 22.18 WIB setelah menjalani perawatan selama 26 jam di RS Cikini. Rencananya, mantan Dekan Fakultas Psikologi UI ini bakal dimakamkan di Pemakaman Guru Tama Tonjong, Parung, hari ini.
Sarlito adalah pengajar di Fakultas Psikologi UI sejak 1968. Ia juga aktif menjadi anggota Lembaga Studi Strategis Dewan Pertahanan dan Keamanan Nasional. Sempat menjadi Dekan Fakultas Psikologi, Sarlito juga menjadi Ketua Kajian Ilmu Kepolisian UI.
ARKHELAUS W.