TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta, Sumarsono, menyampaikan anggota DPRD DKI Jakarta kembali menolak pengajuan Kebijakan Umum APBD-Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2017. "Enggak jadi karena kemarin ada koreksi," ujar pria yang akrab disapa Soni di Balai Kota, Kamis, 17 November 2016.
Soni mengatakan DPRD melihat ada kesalahan yang dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta saat menyusun KUA-PPAS. Kata dia, ada beberapa kesalahan terkait dengan nilai proyek lelang yang akan dilakukan pada tahun depan.
Menurut dia, seharusnya nilai KUA-PPAS 2017 tidak mencapai Rp 70 triliun. Namun, dalam dokumen yang diserahkan Pemerintah DKI Jakarta ke DPRD, terdapat kekeliruan sehingga nominalnya membengkak. Namun ia tidak menyebutkan total nominalnya.
"Ada hitung-hitungannya yang salah. Pertama, dari perhitungan pajak, kemudian rekap dari beberapa komisi juga salah," kata dia. Karena itu, ketua DPRD DKI Jakarta memutuskan untuk mengundur penandatanganan nota kesepahaman (MoU) bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Rencananya, penandatangan MoU akan digelar setelah perhitungan nilai anggaran sesuai dengan semestinya. Saat ini, kata Soni, para wakil rakyat sedang reses. Sehingga, pihaknya menunggu pelaksanaan penandatangan MoU itu pada Senin pekan depan.
Sebelumnya, pembahasan KUA-PPAS DKI Jakarta sempat dipermasalahkan saat hendak diajukan ke dewan. Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jakarta Muhammad Taufik meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membatalkan kegiatan lelang proyek APBD DKI Jakarta 2017. Menurut Taufik, kegiatan lelang tak boleh dilakukan karena APBD 2017 belum ada.
Selain itu, Badan Anggaran DPRD belum membahas KUA-PPAS. Taufik berujar, sudah ada kegiatan lelang di enam SKPD yang diduga melanggar. Salah satunya, di Dinas Perumahan DKI, yang menurut dia, nilainya mencapai Rp 4 triliun.
Soni pun kemudian memerintahkan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk menghentikan 13 dari 14 proses lelang proyek yang sebelumnya diagendakan Gubernur nonaktif Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Adapun satu lelang proyek, yakni program manajemen konstruksi Sky Hospital RSUD Tarakan, Jakarta Barat, sudah ada pemenang.
AVIT HIDAYAT