TEMPO.CO, Tangerang Selatan - Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie menanggapi adanya wacana pembangunan moda transportasi Mass Rapid Transit (MRT) yang tersambung dari Jakarta ke Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Benyamin mengaku keberatan jika anggaran yang digunakan berasal dari APBD Pemkot Tangsel.
Wacana ini kembali mencuat setelah sebelumnya proyek tersebut merupakan usulan dari Pemkot Tangsel pada beberapa tahun lalu. Kata Benyamin, pihaknya menyambut baik apabila pembangunan itu nantinya dapat terealisasi. Namun, hingga saat ini, belum ada pembahasan lebih lanjut.
"Secara prinsip itu sesuai dengan usulan kami Pemkot Tangsel kepada Menteri Perhubungan beberapa tahun lalu supaya MRT melintasi tangsel. Bahkan waktu itu kami sudah mengusulkan trayek jalannya. Hanya entah karena di luar kewenangan kami kemudian konsepnya tidak ada kabar lagi," ujarnya, Senin 22 April 2024.
Benyamin mengaku belum mengetahui secara detail perencanaan pembangunan tersebut. Untuk itu, ia berharap ada pembahasan lanjutanan. Terlebih, terkait masalah anggaran pihaknya tidak menyanggupi apabila dibebankan ke pemerintah daerah.
"Kalau sekarang mau itu dilanjutkan, prinsipnya kami menyambut baik. Tetapi, saya belum mengetahui secara detail apa saja yang akan kita lakukan. Prinsipnya kami mendukung pembangunan MRT hanya memang kami minta informasi yang lebih detail mengenai pembangunan itu. Apa peran pemkot, apa peran yang lainnya," jelasnya.
Baca Juga:
Namun, kata Benyamin, belum ada pembahasan tentang anggaran di tahun 2024 yang bakal digelontorkan. Apalagi, anggaran yang diperkirakan cukup besar itu tidak dapat disokong melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) kota berjuluk anggrek tersebut. "Yang pertama kami selama ini dalam musrembang kemudian untuk tahun 2025 bahkan sekalipun belum menganggarkan untuk pembangunan MRT. Kemudian yang kedua bahwa kalau melihat besarnya biaya tentu diluar daya jangkau APBD Tangsel," ucapnya.
Benyamin berharap terdapat pembahasan lebih lanjut dari wacana tersebut. "Besar itu pasti sekali, mungkin 15 sampai Rp 20 triliun. APBD Tangsel hanya Rp 4,6 triliun, dan itu semua untuk rakyat Tangsel. Agak berat buat kami," kata dia.
Kata Benyamin, sebelumnya pihaknya sempat mengusulkan sampai di tahap lokasi pembangunan trayek. Saat itu, sebut dia, MRT yang melintas di sejumlah wilayah ini diharapkan tidak banyak melakukan pembebasan lahan.
"(Perishability) dulu sudah sejak saya masih wakil wali kota, bahkan itu tadi, kami sudah sampai titik mengusulkan trase trayek jalan ruas yang akan dilalui. Saya masih ingat pernah beberapa kali rapat mengusulkan menggunakan median jalan supaya tidak banyak pembebasan tanahnya," bebernya.
Benyamin juga berharap akan ada pertemuan dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terkait proyek MRT menuju wilayahnya. Pembahasan antara kedua pemda diperlukan. Apalagi, aglomerasi antara Jakarta dan Tangsel menjadi satu kesatuan konsep pembangunan.
"Memang aglomerasi jabodetabek ini tidak bisa dihindari. Ini sebagai sebuah bukti aglomerasi itu memang sekarang sudah berlangsung. Saya berharap kedepan bisa dilakukan pembahasan bersama secara detail, teknik, dan dari sisi kebijakan dan sebagainya," ujarnya.
Pilihan Editor: Omset Merosot Imbas Penutupan Jalan di Sekitar Kantor BRIN, Pengusaha: Bakal jadi Kota Mati