TEMPO.CO, Jakarta - Tim sukses pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno telah melaporkan adanya bagi-bagi sembako yang diduga dilakukan tim pemenangan Basuki Thajaja Purnama-Djarot Syaiful Hidayat. Wakil Ketua Tim Sukses Anies-Sandi, Mohammad Taufik, mengatakan bagi-bagi sembako murah itu adalah modus politik uang.
"Sudah saya laporkan ke Bawaslu. Logikanya enggak mungkin jual sembako murah kalau enggak ada tujuannya," kata Taufik di rumah Ketua Umum DPP Gerindra Prabowo Subianto, Jakarta Selatan, Sabtu, 15 April 2017.
Baca:
Putaran Kedua Pilkada, Tim Anies-Sandi Perketat Pengawalan
Menang di Banyak Survei, Anies: Kami Sudah Tidak Memikirkan Lagi
Indikasi sembako murah ini modus dari politik uang terlihat dari harganya. Paket dembako yang harganya diperkirakan Rp50 ribu dijual Rp5 ribu hingga Rp10 ribu. Jumlahnya, kata Taufik, ada ratusan ribu paket.
Taufik mengatakan dugaan politik uang dengan modus bagi-bagi sembako murah yang dilakukan tim sukses Basuki-Djarot itu pertama kali dilaporkan oleh timnya di lapangan. Menurut dia, acara bagi-bagi sembako itu sudah berjalan dua hari ini. "Gerakannya sangat masif."
Ia menyebut bagi-bagi sembako itu terjadi di wilayah-wilayah yang notabene mendukung Anies-Sandi atau di daerah miskin di Jakarta Utara dan Jakarta Timur.
Baca juga:
Mobil Terbakar di Dekat Pengajian Pemimpin FPI Rizieq Syihab
2 Mobil Terbakar di Cawang, FPI Benarkan Ada Teror kepada Rizieq
Ketua Tim Pro Jokowi (Projo) Budi Arie Setiadi, relawan pendukung Basuki-Djarot, mengatakan bahwa bagi-bagi sembako murah itu bukan bagian dari program mereka. "Enggak ada program itu," katanya saat dihubungi.
Ia mengatakan tim pemenangan Basuki-Djarot memang tak pernah mau mengakui politik uang itu. "Memang enggak pernah ada yang mau ngaku." Timnya mempunyai bukti valid bahwa pelaku bagi-bagi sembako berasal dari tim pemenangan Basuki-Djarot. "Ada (bukti). Di youtube aja sudah seabreg-abreg."
MAYA AYU PUSPITASARI