TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Resor Cianjur masih menyelidiki keberadaan kernet bus pariwisata Kitrans bernomor polisi B-7057-BGA. Bus ini diduga menjadi penyebab kecelakaan beruntun di Jalan Raya Puncak, Desa Ciloto, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, yang menewaskan 12 orang.
"Setelah dilakukan pemeriksaan, sejumlah penumpang bus yang menjadi korban selamat mengatakan di antara korban meninggal dan luka yang dirawat di Rumah sakit tidak terdapat kernet bus," kata Direktur Lalu Lintas Kepolisian Daerah Jawa Barat Komisaris Besar Tomex Korniawan.
Menurut Tomex, sejumlah saksi sekaligus penumpang masih melihat kernet bus beberapa saat sebelum bus mengalami rem blong. "Saya sudah memerintahkan semua jajaran untuk mencari keberadaan kernet bus yang dikabarkan menghilang dan diduga kabur," ucapnya.
Baca: Korban Tewas Kecelakaan Maut di Puncak Berasal dari Jakarta
Tomex berujar, pihaknya pun sudah mencoba mencari keberadaan kernet bus yang memiliki ciri-ciri berambut lurus, berusia 30 tahunan, berbadan kurus, dan memiliki tinggi sekitar 165 sentimeter itu ke Rumah Sakit Umum Daerah Cimacan. "Dicari di rumah sakit juga tidak ada. Ya, kemungkinan dia melarikan diri. Sebab, dari keterangan korban yang selamat, kernet selamat, sementara sopirnya meninggal dunia," tuturnya.
Bahkan pihaknya sudah menghubungi perusahaan untuk mencari identitas kernet dan alamat rumahnya. "Keterangan kernet sangat diperlukan untuk mengetahui kronologi dan kondisi bus yang mengalami kecelakaan," kata Tomex.
Sementara itu, petugas gabungan Polda Jawa Barat dan Dinas Perhubungan sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) lanjutan di lokasi kecelakaan maut di Jalan Raya Puncak pada Senin, 1 Mei 2017. "Untuk sementara, kami melakukan olah TKP dan memberi tanda dengan cat pada bekas-bekas pengereman dan titik-titik kendaraan yang mengalami kecelakaan beruntun," ucap Kepala Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Cianjur Ajun Komisaris Erik Bangun Prakasa.
Baca: Kecelakaan Puncak, Polisi Akan Periksa Pemilik PO HS Transport
Salah satu tanda yang diberikan petugas dalam melakukan olah TKP adalah tanda posisi “angkot” yang menunjukkan posisi kendaraan tersebut saat kejadian dan kendaraan yang pertama kali ditabrak bus sebelum terjungkal ke jurang. "Kami juga akan melakukan oleh TKP kembali menggunakan alat 3D scanner laser, sehingga dapat menggambarkan secara real," ujarnya.
Dia menuturkan pihaknya sudah melaksanakan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi, di antaranya Bagus, pengemudi kendaraan Xenia putih bernomor polisi B-1814-KIM yang pertama kali tersenggol bus, dan Amri, ketua panitia kegiatan wisata Cibodas. "Kami juga sudah memeriksa Kepala Satuan Pelaksana Kir Pulogadung Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta Triyana," katanya.
M. SIDIK PERMANA