TEMPO.CO, Jakarta - Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menemui Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat di Balai Kota DKI untuk membahas pembuatan sumur artesis bagi warga Bantar Gebang. Rahmat menyatakan ada sedikit masalah soal penyerapan program bantuan DKI untuk Bekasi itu.
"Tentang penyerapannya jadi kita laporkan ke sini," ujarnya di Jakarta, Selasa, 5 September 2017.
Rahmat menuturkan salah satu pembicaraannya dengan Djarot adalah pembangunan sumur artesis yang dananya berasal dari Pemprov DKI. "Segera. Insya Allah selesai sampai Desember," katanya.
Baca: Untuk Bantar Gebang, DKI Jakarta Akan Sumbang Rp 143 Miliar
Sumur artesis itu akan dibangun di tiga kelurahan di Bekasi, yaitu di Sumur Batu, Ciketing Udik, dan Cikiwul, di daerah Bantar Gebang. "Mungkin nanti akan dibangun dua ribu titik sambungan dari rumah ke rumah," ucapnya.
Menurut Rahmat, ada sedikit permasalahan dalam pembangunan sumur artesis itu. Dia berujar ada perbedaan pengelolaan antara pemerintah DKI dan Bekasi yang menyebabkan pembangunan terkendala. "Di Bekasi, yang mengurusi air bersih adalah PDAM, sementara di pergub (peraturan gubernur) menyatakan bantuan itu harus dikelola SKPD (satuan kerja perangkat daerah)," tuturnya.
Namun permasalahan tersebut, kata Rahmat, sudah selesai dan dia akan mengejar pembangunan sumur artesis itu. "Jadi perbedaan itulah yang baru dijelaskan tadi. Sehingga biro hukum tadi, ya, tidak ada masalah sebenarnya," katanya.
Baca: DKI Menunggak Uang Bau Sampah 5 Bulan, Bekasi Terpaksa Menalangi
Dalam tiga bulan, Rahmat akan menggenjot pembangunan sumur bagi warga Bantar Gebang itu. Sumur tersebut merupakan sumur berbayar yang nantinya akan disambungkan ke rumah-rumah warga. "Makanya kami khawatir, tinggal 3 bulan lagi ini. Nanti dibilang udah dikasih duit, kok, enggak dikerjain?" ucapnya.
CHITRA PARAMAESTI