TEMPO.CO, Jakarta - Warga Waduk Ria Rio, Pendongkelan, Pulogadung, Jakarta Timur, akan direlokasi ke Rumah Susun Pinus Elok di Cakung. Hari ini, Selasa, 24 September 2013 dilakukan pengundian penempatan warga di rusun itu. Pengundian dilakukan di Kantor Kecamatan Pulogadung lantai 4.
Menurut Camat Pulogadung, Teguh Hendrawan, acara pengundian dilakukan pada pukul 08.00 WIB. Namun, hingga pukul 09.15 WIB belum tampak satu pun warga.
Warga menolak untuk direlokasi dan meminta kenaikan biaya kompensasi. Sejak akhir Agustus lalu, Kecamatan Pulogadung telah membuka posko pengambilan uang kompensasi dan verifikasi data di kantor kecamatan untuk warga bantaran waduk Ria Rio. Camat Pulogadung Teguh Hendrawan kemudian mengundang warga untuk mengambil uang kompensasi itu pada 9 September lalu.
Namun, puluhan warga yang mendatangi kantor kecamatan itu menolak pembagian kompensasi sebesar Rp 1 juta. Alasannya, uang kompensasi tidak sesuai dengan permintaan warga. "Warga minta Rp 5 juta," kata Sugi, 36 tahun, di kantor Kecamatan Pulogadung. (Baca : Warga-Waduk-Ria-Rio-Tolak-Kompensasi-Rp-1-juta). Mereka juga mendesak untuk dipertemukan dengan PT Pulomas, pengembang sekaligus pemilik lahan seluas 2,1 hektare di kawasan itu.
Warga RT 06 RW 15 ini menegaskan, penolakan kompensasi Rp 1 juta ini bukan untuk melawan pemerintah, tapi menagih janji. "Kami mau ngambil kompensasi, tapi kami minta nagih janji, sebelum hari H-nya. Tolong bangunan kami dihargai karena kami juga bangun dengan piutang," ujarnya.
Warga kemudian meminta dipindahkan ke rusun. Di rusun ini mereka berstatus sebagai penyewa, bukan pemilik.
Camat Pulogadung Teguh Hendrawan mengatakan pemberian uang kompensasi sebesar Rp 1 juta merupakan hasil kebijakan PT Pulomas Jaya. "Rp 1 juta itu per KK (kepala keluarga). Kalau warga minta lebih dari itu kami belum dapat jawabannya," kata Teguh.
Berdasarkan data di Kecamatan Pulogadung, sebanyak 177 KK yang sudah setuju direlokasi sejak awal, yakni RT 3, 1 KK; RT 4, 4 KK; RT 5, 4 KK; RT 6, 128 KK; dan RT 7, 40 KK. Namun, kata Teguh, ada penambahan sebanyak 55 KK. "Ada penambahan, tapi belum diverifikasi, jadi total sementara ada 232 KK," ujarnya.
TIKA PRIMANDARI I AFRILIA SURYANIS
Berita Terpopuler:
Komnas HAM Kecam Penyegelan Gereja St. Bernadette
Kata Gus Solah Soal Penyegelan Gereja
Wali Kota Bekasi: Mobil Murah Bikin Tambah Macet
Keroyok Polisi, 19 Terduga Preman Ditangkap