TEMPO.CO, Jakarta - Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) mengintai Jakarta Barat selama banjir. Ancaman ini tak serta-merta seusai banjir. "Kasus ISPA paling banyak ditemukan di antara kasus lain. Ada 45 persen kasus. "Apalagi banyak orang berkumpul dengan kebersihan kurang terjaga jadi mudah menular," kata Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat Dewi Satiasari.
Sebanyak 1.817 kasus ISPA ditemukan di seluruh pos pengungsian di Jakarta Barat. Kasus tertinggi ditemukan di pos pengungsian SD 11 RW 06, Cengkareng. Berdasarkan data yang Tempo himpun per 13 Februari, terdapat 182 kasus ISPA ditemukan dari 215 pasien.
Kondisi asupan gizi yang tak terjaga baik berakibat turunnya daya tahan tubuh. "Suhu dingin berakibat mudah terkena infeksi saluran pernapasan ditambah kurangnya asupan protein hewani," kata dia.
Untuk penyakit yang menyebar di Jakarta Barat selanjutnya adalah penyakit kulit. Sebanyak 1.089 kasus penyakit kulit ditemukan dengan jumlah kasus terbanyak ditemukan di pos pengungsian Duta Indah RW 02, Cengkareng. Dari 243 pasien tercatat ada 60 pasien menderita penyakit kulit.
Diare menempati posisi ketiga jumlah penyakit spesifik tertinggi ditemukan di Jakarta Barat. Ada 218 kasus diare berdasarkan laporan terakhir per 13 Februari. Jumlah kasus tertinggi lagi-lagi ditemukan di Cengkareng. Ada 19 kasus ditemukan di pos pengungsian Duta Indah, Cengkareng.
Sementara itu, untuk kasus demam biasa terdapat 186 kasus dengan kasus tertinggi sebanyak 23 kasus ditemukan di pos Masjid Al Ikhlas, Cengkareng. Keluhan hipertensi ditemukan sebanyak 168 kasus, diabetes melitus 2 kasus, serta kasus lainnya seperti batuk dan pilek sebanyak 878 kasus.
Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat Dewi Satiasari mengaku akan berupaya optimal untuk mencegah penyebaran penyakit tersebut. Terkait dengan ISPA, ia berjanji akan menangani hingga dampak banjir betul-betul selesai. Untuk menciptakan kebersihan lingkungan usai banjir, Sudin Kesehatan akan melakukan karbolisasi.
Ia juga meminta masyarakat tak segan mendatangi puskesmas jika sakit. "Untuk mencegah penyakit bertambah parah dan menekan penularan sebaiknya segera periksakan ke puskesmas terdekat," kata dia. Selain itu, dalam waktu dekat akan dilakukan sosialisasi untuk mencegah penularan lebih massif.
DINI PRAMITA