TEMPO.CO , Jakarta: Kepolisian Sektor Kalideres mengaku sulit mendapatkan keterangan dari saksi ihwal bunuh diri polisi berpangkat Brigadir. Brigadir Wahyudi bunuh diri setelah bertengkar dengan kekasihnya, Dewi Ayu Puspitasari.
"Menurut keterangan saksi, ya ini cekcok biasa. Mereka kerap bertengkar dan Wahyudi ini egois," kata Kanit Reskrim Polsek Kalideres AKP Khoiri kepada Tempo, Minggu 17 Mei 2015.
Wahyudi, kata Khoiri, menurut keterangan saksi, selalu ingin menang sendiri dan tak mau mendengarkan penjelasan Dewi ketika sedang bertengkar. "Ya mungkin pengaruh dari stres karena beban kerja," kata Khoiri yang hendak mengamankan pertandingan sepakbola final di Pegadungan, Kalideres. Wahyudi juga sering menunjukkan sifat temperamental.
Brigadir Wahyudi yang bertugas di Polres Metro Jakarta Pusat bunuh diri dengan cara menembak pelipis kiri dan kepala dari arah kiri. Peluru di bagian kepala ini tembus ke sisi kanan.
Saat polisi tiba di TKP, Wahyudi ditemukan tergeletak di lantai dua dengan kaos merah dan celana pendek. Di samping kiri dekat kaki korban ditemukan senjata api revolver. Di atas dekat kepala korban bunuh diri ditemukan satu proyektil penyok.
Wahyudi yang bertugas di Unit Sabhara Polres Jakarta Pusat mengunjungi rumah kontrakan kekasihnya, Dewi Ayu Puspitasari, sejak Kamis, 14 Mei 2015 pukul 14.00. Wahyudi datang dengan mengendarai Toyota Avanza berwarna silver bernomor polisi B 1884 TRE. Tapi ia pergi dan kembali lagi pukul 23.00 keesokannya, Jumat 15 Mei 2015, lalu pukul 23.15 terjadi pertengkaran yang berujung bunuh diri.
DINI PRAMITA