TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meresmikan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) di Meruya Utara, Kembangan, Jakarta Barat, Selasa pagi, 29 Desember 2015. "Kami berharap dengan adanya RPTRA warga bisa saling mengenal satu sama lain, jadi tempat berkumpul, kalau ada kesulitan bisa saling membantu," ujar Ahok, sapaan Basuki, di lokasi.
Taman ramah anak tersebut dibangun di lahan seluas 5.500 meter persegi. Pembangunannya diselesaikan dalam 2,5 bulan setelah peletakan batu pertama oleh istri gubernur, Veronica Tan, 1 Oktober lalu.
Fasilitasnya terbagi menjadi dua bagian, dalam dan luar ruangan. Fasilitas indoor terdiri atas aula serbaguna, perpustakaan, ruang laktasi, koperasi PKK, dan ruang PKK. Sedangkan fasilitas outdoor terdiri atas lapangan futsal mini, lapangan multiguna, taman bermain anak-anak, tempat bercocok tanam, kolam gizi, jogging track, amphitheather, taman refleksi, tempat senam, dan taman obat-obatan.
Pembangunan RPTRA Meruya Utara menggunakan dana pertanggungjawaban sosial perusahaan PT Metropolitan Kentjana sebesar 998 juta. PT Metropolitan Kentjana, pengembang perumahan elite Puri Indah di Kembangan, juga sedang membangun dua ruang publik ramah anak lain, yaitu di Kembangan Selatan, Jakarta Barat dan Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
Ahok menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak swasta yang telah berkomitmen memberikan dana CSR-nya untuk pembangunan RPTRA. "Kalau tidak menggunakan CSR swasta bakal lebih lambat, dan ini juga penghematan uang negara," ucapnyaa. Sepanjang 2015, ada sepuluh RPTRA yang dibangun di Jakarta Barat. Sedangkan tahun 2016 mendatang ada 25 RPTRA yang ditargetkan selesai pembangunannya.
Ahok meresmikan taman itu didampingi Veronica. Keduanya menjadi magnet di tengah kerumunan warga yang menanti kedatangan mereka sejak pukul 7 pagi. Warga berebut menjabat tangan dan berfoto bersama Ahok dan Veronica.
Ruang publik di tengah perumahan Taman Meruya Ilir dan samping Sekolah Menengah Pertama 215 itu pernah dipugar pada masa Gubernur Sutiyoso dan Fauzi Bowo. Namun kurangnya perawatan membuat kondisinya ngenes. Ayunan, balok titian, dan fasilitas bermain lainnya terondol.
Di musim hujan, kubangan membuat kodok lebih banyak memanfaatkan lahan itu untuk kawin ketimbang warga yang mengaso. Giliran kemarau panjang, lahannya kering kerontang serta mematikan sederet tanaman hias dan pohon-pohon kecil di sana. Belakangan sejumlah pedagang kaki lima mulai membuka lapak di depan pintu masuk taman dan menambah banyaknya sampah yang berserakan. "Kami berharap ada petugas yang berjaga supaya taman bisa tetap bersih," ujar Muhammad Sujamal, 35 tahun, warga RT 15 RW 4, Meruya Utara, di lokasi.
GHOIDA RAHMAH | REZA MAULANA