TEMPO.CO, Jakarta - Taman Pemakaman Umum Petamburan, Jakarta Pusat mendadak banyak diberitakan. Sebabnya Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok murka mendengar masih adanya pungutan liar (pungli) di sana. Ahok bahkan mengancam akan memecat kepala taman pemakaman itu.
Namun di balik kasus itu, sebenarnya Taman Pemakaman Umum Petamburan memiliki keindahan tersembunyi yang belum banyak diketahui publik. Pemakaman ini sudah ada sejak jaman kolonial Belanda. Jejak-jejak sejarah sebenarnya masih tersimpan di sini.
Memasuki taman pemakaman ini kita akan melintasi kantor taman pemakaman. Setelah itu hamparan bangunan makam dengan ukuran besar menyambut di kiri kanan. Makam-makam di tempat ini kebanyakan adalah makam warga keturunan Tionghoa.
Salah satu yang menarik perhatian adalah bangunan yang berdiri besar dan gagah di tengah kompleks makam. Ini adalah Mausoleum Oen Giok Khouw yang sudah berdiri sejak 1927. Zein, seorang warga Petamburan yang bertugas mengurus makam berkisah, bangunan itu sudah ada sejak zaman baheula. Pria berusia 75 tahun itu berkisah, dulu itu bangunan satu-satunya yang berdiri di lahan pemakaman. "Di depannya dulu ada kolam," kata Zein yang sejak kecil mengais rezeki di lahan pemakaman ini, Kamis 31 Maret 2016.
Oen Ghiok Khouw berdasarkan buku Tokoh-tokoh Etnis Tionghoa di Indonesia merupakan tuan tanah di sekitar Tambun dan memiliki perkebunan tebu yang luas. Ia memiliki dua saudara yaitu Khouw Oen Kiam dan Khouw Oen Hoei yang tinggal di Mangga Besar. Oen Ghiok Khouw lahir di Batavia 13 Maret 1874. Ia punya rumah di Jalan Pinangsia. Rumah itu dijadikan sekolah HCS pertama yang berdiri di Batavia pada 1908.
Adapun makamnya menurut buku tersebut dibangun dengan material marmer hitam Italia. Dana yang dihabiskan sebanyak f. 200.000 pada saat itu. Pemborong makam itu adalah Ai Marmi Italiani yang berkantor di Krekot.
Selain O.G Khouw, istrinya Lim Sha Nio juga dimakamkan di sana. Zein mengatakan pemakaman suami istri itu sempat tak terawat. Namun kini mausoleum itu terlihat lebih bersih. Jika kita turun ada bangunan semacam bunker di bawah mausoleum ini dengan tulisan Rust in Vrede.
Selain mausoleum, taman pemakaman umum petamburan juga memiliki bangunan unik yang berisi tempat penyimpanan abu tentara Jepang. Kalau ingin menjelajah lebih jauh lagi, ternyata di sini ada juga bangunan makam milik warga keturunan Yahudi. "Waktu kecil saya sering lihat rombongan keluarga Yahudi itu berkunjung ke makam," kata Zein.
Sayang makam warga Yahudi itu hanya tersisa dua. Bangunan yang berbentuk semacam atap rumah itu kini sudah tak terawat lagi. Ada gambar bintang di bangunan makam yang sudah tak terawat itu.
JULI HANTORO