TEMPO.CO, Jakarta - Polisi melakukan rekonstruksi kasus pembunuhan Farah Nikmah Ridhallah oleh Calvin Soepargo di kolong Jalan Tol Pantai Indah Kapuk, Pluit, Jakarta Utara pada Selasa, 26 Juli 2016.
Pada adegan ke-51 sampai 55, Calvin menghentikan mobil Toyota Avanza yang dikemudikannya di bahu jalan tol. Lalu dia membuka pintu belakang mobil dan mengeluarkan boks berisi jenazah Farah yang berusia 24 tahun.
Pria berumur 42 tahun itu kemudian meletakkan boks ke bahu jalan. Lalu membuangnya ke kolong jalan tol yang berisi air. Pada adegan ke 55, Calvin kembali ke mobil menuju rumahnya di Apartemen Marina Mediterania di Jakarta Utara.
Pembunuhan itu terjadi pada Sabtu, 9 Juli 2016. Awalnya, Farah dan Calvin bertemu di Apartemen Marina Mediterania, sehari sebelumnya, pada pukul 19.00 WIB. Keduanya melakukan hubungan intim sekitar pukul 21.00 WIB.
Pada Sabtu, 9 Juli, keduanya makan siang di lantai 2 apartemen. Setelah makan, Calvin kembali mengajak Farah bercinta, tapi ditolak. Alasannya Calvin ejakulasi dini dam Farah dicari orang tuanya. Penolakan itu membuat Calvin kalap hingga membunuh Farah.
Jasad Farah dimasukkan ke dalam boks plastik. Tubuhnnya ditekuk dan diikat tali rafia serta lakban. Lalu dibuang ke kolong Jalan Tol Pantai Indah Kapuk, Pluit.
Pada Selasa, 12 Juli 2016 pukul 14.30 WIB, Amirudin, petugas security Jalan Tol Lingkar Barat menemukan boks itu. Ketika itu dia sedang berpatroli seorang diri di sekitar tol.
"Saya lagi ngecek lampu, sama paralon, dan aset lainnya," katanya kepada wartawan ketika hadir saat rekonstruksi di Jalan Tol Pantai Indah Kapuk, Selasa, 26 Juli 2016.
Dia melihat boks yang mengeluarkan bau tidak enak. Dia mengira itu sampah, ternyata bukan. Dia memotret dan mengirim hasil bidikannya di ponsel ke komandan.
Setelah rekan kerjanya datang, Amirudin menarik boks tersebut ke pinggir kali dan mengangkatnya ke bahu jalan. Atas perintah atasannya, dia membuka sedikit boks tersebut. "Saya buka ternyata mengeluarkan darah dan bau yang menyengat," katanya.
Mereka menghubungi kepolisian terdekat. Polisi yang datang kemudian membuka boks plastik. Amirudin melihat posisi mayat tengkurep, memakai baju merah muda, blazer warna hitam dan celana cream.
Mayat sudah bau bangkai, katanya, terlihat memar. Di dalam boks terdapat uang Rp 25 ribu dan surat beraksara Arab dan Latin serta tulisan “Mayang Farah”.
ABDUL AZIS