TEMPO.CO, Bekasi - Dewi Wahyu Anisa, 28 tahun, lega setelah anaknya yang berusia 5 bulan mendapat vaksin ulang di Rumah Sakit Rawalumbu, Bekasi, Selasa, 26 Juli 2016. Anaknya, Aftar, terpapar vaksin palsu di RS Elisabeth jenis Pediacel untuk mengantisipasi penyakit DPT.
"Diindikasikan terpapar dua kali," kata Dewi di RS Rawalumbu seusai vaksin ulang, Selasa, 26 Juli 2016. Menurut dia, anaknya divaksin jenis Pediacel di rumah sakit yang terletak di Jalan Siliwangi, Kelurahan Bojong Rawalumbu, Kecamatan Rawalumbu, tersebut sebanyak dua kali pada Mei dan Juni.
Adapun biaya yang dikenakan satu kali vaksin sebesar Rp 850 ribu. Dewi mengaku terkejut ketika mengetahui vaksin yang disuntikkan ke buah hatinya ternyata palsu. Karena itu, awalnya ia mengaku cukup cemas. "Soalnya anak saya dua, sama-sama terpapar vaksin palsu," tuturnya.
Ia mengaku lega setelah mendapat informasi bahwa vaksin palsu tidak berbahaya. Adapun solusinya ialah pemberian vaksin ulang dengan jenis yang sama. Untuk jadwalnya, kata dia, menunggu undangan dari Satuan Tugas Vaksin Palsu Kementerian Kesehatan. "Vaksin kedua akan dilakukan pada 25 September di rumah sakit terkait," katanya.
Orang tua bayi lain, Sultoni, 31 tahun, mengatakan bersedia dilakukan vaksin ulang setelah mengetahui vaksin jenis Pediacel yang diberikan kepada anaknya palsu. Ia mengaku sempat khawatir karena vaksin yang disuntikan ke tubuh anaknya palsu.
Berdasarkan data dari RS Rawalumbu, pukul 11.00 WIB, sudah ada 11 pasien yang terpapar vaksin palsu mendaftar dan divaksin ulang. Sedangkan hari ini Satgas Vaksin Palsu menjadwalkan 20 bayi divaksin ulang di rumah sakit tersebut. Selain di RS Rawalumbu, vaksin ulang dilakukan di Puskesmas Mustikajaya untuk 20 bayi yang terpapar vaksin palsu di RS Permata.
ADI WARSONO