TEMPO.CO, Bekasi - Seorang wanita bercadar ditangkap Detasemen Khusus 88 Antiteror Kepolisian RI di rumah kos di Jalan Bintara Jaya VIII, RT 4 RW 9, Kelurahan Bintara Jaya, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi, pada Sabtu, 10 Desember 2016, sekitar pukul 15.50 WIB.
"Kami kaget, banyak polisi. Ternyata ada penangkapan teroris," kata warga setempat, Dewi, 50 tahun, saat ditemui Tempo di lokasi, Sabtu malam, 10 Desember 2016. Dewi mengaku tak mengenal wanita yang ditangkap di rumah kos yang berada di kamar 104 tersebut.
Seingat dia, kamar tersebut dihuni sepasang suami-istri. "Mereka tinggal belum sampai seminggu," ucap Dewi.
Menurut Dewi, warga baru itu tak pernah bersosialisasi dengan warga lain. Pedagang bubur ini mengaku sering melihat wanita tersebut pergi dari rumah kos pada pagi hari. Waktu pulang wanita itu tak tentu. "Kadang malam, kadang petang."
Dewi menyebutkan wanita tersebut berperawakan sedang, kurus, dan memakai cadar. Bila diamati dari matanya, ujar dia, wanita tersebut masih tergolong muda. Sedangkan suami wanita itu, Dewi mengaku belum pernah melihat secara dekat. "Saya tahunya pagi saja, karena jualan bubur," tuturnya.
Selain menangkap Dian, polisi menangkap dua laki-laki yang baru saja mengantarkan Dian ke rumah kos tersebut. Keduanya, Nur Solihin dan Agus Supriyadi, ditangkap di sekitar jembatan Kalimalang, Jalan KH Noer Alie, Kelurahan Bintara Jaya, setelah dibuntuti petugas.
Berdasarkan informasi kepolisian, Dian sudah membuat surat wasiat kepada orang tuanya di Cirebon, Jawa Barat. Surat tersebut berisi sebuah pesan bahwa dia hendak melakukan aksi amaliah atau bom bunuh diri di Istana Presiden bersamaan dengan kegiatan car-free day pada Ahad, 11 Desember 2016.
Surat wasiat itu dikirim melalui Kantor Pos Bintara Jaya, Bekasi Barat. Namun, seusai dari kantor pos tersebut, para terduga teroris itu ditangkap petugas tanpa perlawanan.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Raden Argo Yuwono mengatakan tersangka berencana meledakkan bom pada Ahad, 11 Desember 2016. Adapun bom yang disiapkan mempunyai daya ledak tinggi, bahkan bisa menghancurkan hingga radius 300 meter. "Kecepatannya mencapai 4.000 kilometer per jam," ujar Argo di lokasi.
ADI WARSONO