TEMPO.CO, Depok - Penampilan Salman Nuryanto berubah 180 derajat setelah membuka Koperasi Simpan Pinjam Pandawa Mandiri Group pada 2014. Kemana pun dia pergi, Nuryanto selalu berpakaian layaknya Pangeran Diponegoro, pahlawan nasional Indonesia dari Jawa Tengah.
Di kepala Nuryanto selalu terlilit surban putih. Jubah dengan warna serupa udeng-udeng di kepalanya, menjadi identitas bos investasi bodong tersebut. Bahkan, Nuryanto selalu membawa tongkat komando seperti yang dipegang Presiden Soekarno saat bertemu dengan pengikutnya.
Baca: Bos Pandawa Dikabarkan Tertangkap, Korban Datangi Polda
Gaya Nuryanto menjadi daya pikat untuk menggaet nasabah agar menanamkan modalnya ke Pandawa Group. “Begitu buka Pandawa Group, penampilannya jadi berubah. Yanto -sapaan Salman Nuryanto- begitu Islami dengan pakaian berjubah, pakai tongkat komando dan udeng-udeng di kepalanya,” kata Hariyanto, anak pemilik rumah yang pernah dikontrak Nuryanto, Selasa, 21 Februari 2017.
Hariyanto mengenal Nuryanto sebagai penjual bubur ayam. Nuryanto pertama mengontrak salah satu kamar di rumah orang tua Hariyanto di RT 03/08 nomor 34, Kelurahan Sawangan Baru, Kecamatan Sawangan, Kota Depok, pada 1997.
Nuryanto mengontrak selama setahun di rumahnya dengan sewa Rp 35 ribu per bulan. Nuryanto beberapa kali pindah kontrakan sampai 2012, tapi masih tetap di kawasan RT 03. Meski beberapa kali pindah, Yanto tetap berprofesi sebagai penjual bubur ayam.
Belakangan, pada 2011, Nuryanto banting setir, memulai usaha baru. Pria kelahiran Pemalang, Jawa Tengah, itu menjadi sales obat herbal yang dijual keliling. Nuryanto mulai mempelajari bisnis multi level marketing obat herbal tersebut. Dua tahun menekuni bisnis itu, akhirnya Nuryanto merasakan hasilnya.
Begitu penghasilannya mulai melejit, pada 2013 Nuryanto pindah dari kontrakannya yang terakhir di RT 03ke rumah megah di Perumahan Palam Ganda Asri, Limo. Lantas pada 2014 bisnis bubur ayamnya ditinggalkan.
Di perumahan elit tersebut, Nuryanto mulai mengembangkan investasi berkedok koperasi simpan pinjam yang didirikannya. Dari sana, Nuryanto mulai membangun gurita bisnis Pandawa Group.
Pandawa Group mencari nasabah dengan iming-iming bunga 10 persen per bulan dari modal yang disetor ke lembaga investasinya. Bahkan, duit orang tua Hariyanto sebesar Rp 50 juta, hampir ditanamkan ke perusahaan Nuryanto.
“Pada 2014 Nuryanto sempat datang ke rumah, mengajak orang tua saya investasi ke Pandawa Group. Tapi tidak mau, sebab kami sekeluarga tahu dasarnya,” ujar Hariyanto. Menurut Haryanto, Pandawa Group semakin sukses menggaet nasabah karena tampilan Nuryanto yang bagai ulama besar. “Bahkan, NUryanto mengadakan pengajian di rumahnya setiap malam Jumat,” ujar Hariyanto.
Penampilan Nuryanto yang berubah drastis bgai Pangeran Diponegoro tersebut justru membuat Hariyanto tidak percaya. Apalagi, selama mengontrak di rumahnya belasan tahun lalu, ia pernah tidur sekamar dengan Nuryanto.
Baca juga: Selain Salman Nuryanto, Polisi Juga Tangkap Leader Pandawa
“Bahkan, sebelum pindah, penampilannya masih biasa saja. Tapi, begitu buka Pandawa Group, simbol agama digunakan Nuryanto,” ujar Hariyanto. Ketua RT 03, Darsa Sabatin, mengatakan Nuryanto tinggal di RT 03 lebih dari 20 tahun dengan berjualan bubur ayam. Namun, Senin lalu, warga RT 03 geger. Melalui siaran televise mereka menyaksikan Nuryanto ditangkap polisi.
IMAM HAMDI