TEMPO.CO, Jakarta -- Pelaksana Harian Gubernur DKI Jakarta, Saefullah, mengatakan pertumbuhan jumlah kendaraan di Jakarta sudah tidak terkendali dan menyebabkan kemacetan lalu lintas. Ini membuat pemerintah semakin kesulitan mencari solusinya.
Saefullah menyebutkan perbandingan jumlah kendaraan dengan jumlah penduduk cukup mencengangkan, yaitu rata-rata setiap empat orang memiliki satu unit mobil atau 4:1. Dan setiap dua orang memiliki rata-rata satu unit sepeda motor.
Baca: Cara Petinggi Lazada Florian Holm Mengakali Kemacetan Jakarta
"Berat juga. Lama-lama nanti setiap dua orang penduduk Jakarta memiliki satu mobil. Mau bagaimana? Enggak bisa bergerak, ini posisinya sudah empat penduduk Jakarta punya satu mobil," ujar Saefullah.
Baca: Depok Makin Macet, Warga Minta Sistem Satu Arah Dihentikan
Saefullah menyamakan kondisi Jakarta mirip dengan Los Angeles, Amerika Serikat. Namun, kata Saefullah, kota padat penduduk tersebut lebih tertata rapi. Idealnya, Saefullah menyebutkan jumlah kendaraan pribadi lebih sedikit ketimbang kendaraan umum.
Untuk mengatasi ini, Saefullah mengatakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menaikkan tarif parkir sebesar 10 persen. Menurut Saefullah, cara itu menjadi salah satu solusi mengurangi volume kendaraan karena mereka lebih memilih kendaraan umum ketimbang kendaraan pribadi.
"Kalau pola ini orang sudah berpikir ke sana, kan nanti secara terpaksa orang akan beralih dari transportasi biasa ke kendaraan umum," ujar Saefullah.
Selain tarif parkir, Saefullah juga mempertimbangkan kenaikan tarif pajak kendaraan pribadi. Tujuannya, kata Saefullah, agar pemilik kendaraan akan beralih ke kendaraan umum. Saefullah juga mendorong Dewan Perwakilan Rakyat Daerah agar peraturan daerah tarif parkir segera dibahas.
"Kami mau usahakan tahun ini. Kalau enggak, enggak akan berubah kita," ujar Saefullah soal rencana mengatasi kemacetan.
LARISSA HUDA