TEMPO.CO,Jakarta - Delapan hari sudah berlalu sejak kematian aktivis lingkungan Jopi Peranginangin. Namun dalang dan motif yang membuat Jopi tewas belum juga jelas.
Juru bicara Solidaritas untuk Jopi, Jefri Saragih, mendesak kepolisian dan Polisi Militer TNI segera mengungkap hal tersebut. "Seharusnya bisa segera karena sudah ada bukti CCTV dan keterangan saksi yang jelas," katanya, Minggu, 31 Mei 2015.
Dia menuntut kepolisian ataupun TNI menangkap dan mengungkap para pembunuh Jopi ke publik dalam waktu tujuh hari. "Pembunuh Jopi tidak satu orang," ujarnya. Sejauh ini, baru ada seorang anggota TNI Angkatan Laut yang disebut terlibat dalam kematian Jopi.
Karena itu, Jefri meminta aparat kepolisian berfokus pada pencarian fakta di lapangan. "Mereka juga harus bekerja transparan dan kooperatif agar keadilan bisa tegak untuk keluarga dan rekan Jopi," ujarnya.
Lebih jauh, Jefri meminta Panglima TNI Moeldoko dan Kepala Satuan TNI AL Laksamana Ade Supandi ikut memantau kasus ini. "Agar jangan sampai kasus ini malah berlarut-larut," katanya.
Jopi tewas pada 23 Mei 2015 dengan luka tusuk di bagian punggungnya. Insiden itu bermula ketika dia sedang berada di Venue Cafe, Kemang, bersama sejumlah rekannya. Kemudian mereka terlibat percekcokan dengan sekelompok orang, yang di antaranya terdapat anggota TNI, sekitar pukul 04.00 WIB.
Berdasarkan keterangan saksi yang diperoleh Jefri, Jopi dikeroyok dan ditusuk. Jopi sempat dibawa ke Rumah Sakit Umum Pertamina, tapi nyawanya tak tertolong.
Aktivis Sawit Watch itu pun berpulang pada pukul 06.00 WIB. Luka tusuk yang dialaminya di punggung tembus hingga paru-paru.