TEMPO.CO, Jakarta - Keluarga Akseyna Ahad Dori alias Ace menduga tersangka pembunuh mahasiswa Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia itu bukan dilakukan oleh satu orang, melainkan sejumlah orang. "Ace berpostur tinggi-besar dan susah untuk ditaklukkan oleh satu orang," kata Kolonel Sus Mardoto, ayah Akseyna, lewat sambungan telepon kepada Tempo, Kamis, 4 Juni 2015.
Mardoto berujar, anaknya memiliki tinggi sekitar 175 sentimeter dengan badan kekar, sehingga untuk mengalahkan Ace perlu beberapa orang. Dia mencurigai pembunuh anaknya orang yang dekat dan mengenal korban. Apalagi, berdasarkan fakta dari polisi, untuk menyeret Ace ke Danau Kenanga di kompleks Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, diperlukan tenaga yang lebih besar ketimbang bobot Ace. (Baca: MISTERI AKSEYNA UI: Dua Jejak Ditinggalkan Sang Pembunuh)
Berdasarkan analisis keluarga, ucap Mardoto, kematian Ace kemungkinan bersifat kejahatan tingkat tinggi atau high crime. Indikasi kejahatan tinggi ini lantaran ditemukan adanya rekayasa surat wasiat dan adanya tindak kekerasan fisik. Namun Mardoto menyerahkan kasus ini kepada polisi.
Sebelumnya, polisi meyakini Akseyna kemungkinan ditenggelamkan dalam keadaan tidak sadar ke Danau Kenanga. Direktur Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Khrisna Murti menuturkan ada dua bukti yang menunjukkan adanya pembunuhan. (Baca: MISTERI KASUS AKSEYNA: Kenapa UI Terkesan Menutup Diri?)
"Ujung belakang sepatunya rusak," ucap Khrisna di kantornya, Kamis, 4 Juni 2015. Kerusakan tersebut, kata Khrisna, diduga terjadi karena Akseyna diseret saat dibawa ke dekat Danau Kenanga. Lalu korban ditenggelamkan pelaku ke danau. Bukti kedua, menurut Khrisna, luka lebam yang ada di wajahnya. "Luka ini diduga akibat penganiayaan," tuturnya.
Untuk memastikan hal itu, Khrisna mengaku pihaknya masih melakukan penyidikan dengan membentuk tim satuan tugas khusus guna memecahkan misteri tewasnya mahasiswaAce. Tim ini terdiri atas Satuan Reserse Kriminal Polres Depok dan Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya. "Kami sedang mengerucut ke pelakunya," katanya. (Baca juga: Kasus Akseyna UI: Misteri Jibril dan 5 Orang di Kamar Ace)
Sudah lebih dari dua bulan sejak jenazah Akseyna ditemukan mengambang di Danau Kenanga pada 26 Maret 2015. Sempat muncul dugaan bahwa mahasiswa itu bunuh diri, karena ditemukan surat wasiat di kamarnya. Namun belakangan, polisi menemukan bukti-bukti lain yang mengerucut pada dugaan pembunuhan.
ISTIQOMATUL HAYATI | NINIS CHAIRUNNISA