TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengungkapkan, rencana relokasi bagi permukiman warga yang berada di bantaran Kali Sekretaris, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, telah dicanangkan sejak dulu. "Ya memang dari dulu. Emang mau digusur dari tahun lalu," ujarnya saat ditemui di Balai Kota pada Rabu, 18 November 2015.
Ahok pun menyatakan, warga yang tinggal di sana dengan status sewa tidak akan diberi ganti rugi oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. "Memang enggak ganti rugi. Jadi, kalau yang sewa, memang tidak kami kasih ganti rugi. Patokannya, kalau sewa, kamu harus sewa juga di tempat lain," ujarnya.
Pada 11 November lalu, sekitar 36 keluarga yang tinggal di bantaran Kali Sekretaris, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, digusur terkait dengan rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membuat jalur inspeksi di sepanjang bantaran kali tersebut. Saat ini, warga yang digusur tinggal terpencar, seperti di rumah kerabat dan musala, yang berada tak jauh dari lokasi penggusuran.
Warga berujar, pada hari sebelum penggusuran dilakukan, warga telah bertemu dengan Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta dan Lurah Kebon Jeruk. Tapi, keesokan harinya, tempat tinggal mereka didatangi Satpol PP yang sudah siap menggusur tempat tinggal mereka. Warga mengaku telah menerima surat peringatan. Namun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak menjelaskan secara spesifik kapan akan dilakukan penggusuran.
Warga pun menuding bahwa Ahok telah berbohong kepada warga karena, saat datang mengunjungi warga penghuni bantaran Kali Sekretaris pada 9 April 2015, Ahok mengatakan tak akan menggusur warga sebelum ada pengganti tempat tinggal. Warga sebenarnya tidak menolak digusur. Namun mereka menuntut adanya tempat tinggal pengganti untuk mereka yang masih berada di wilayah Jakarta Barat.
Wali Kota Jakarta Barat Anas Efendi mengungkapkan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah menyediakan tempat tinggal baru, yakni untuk 5 keluarga di Rusunawa Daan Mogot, Jakarta Barat; 16 keluarga di Rusunawa Komarudin, Jakarta Timur; dan 15 keluarga di Rusunawa Marunda, Jakarta Utara. Namun warga menolak dan lebih memilih tinggal di rumah susun yang berada di Rawa Buaya, Jakarta Barat, yang baru selesai dibangun pada 2016.
ANGELINA ANJAR SAWITRI