TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Resor Metro Jakarta Selatan memanfaatkan aplikasi Qlue untuk memberantas peredaran narkoba. Kepala Resor Metro Jakarta Selatan Komisaris Besar Iwan Kurniawan mengatakan telah meringkus 32 pengedar narkoba dari hasil laporan warga melalui Qlue.

"Aplikasi ini dibuat agar warga bisa melapor jika menemukan penyalahgunaan ataupun peredaran narkoba," katanya saat meluncurkan program Polisi Sahabatku di mal Gandaria City, Jakarta, Ahad, 3 Desember 2017.

Aplikasi Qlue sebenarnya sudah digunakan sebagai media penghubung antara polisi dan masyarakat sejak setahun lalu. Hingga saat ini, sudah ada lebih dari lima ribu warga yang mengunduh aplikasi itu.

Menurut dia, warga tidak perlu khawatir terhadap keamanan jika ingin melaporkan peredaran narkoba ke polisi melalui aplikasi tersebut. Data pelapor, kata Iwan, dijamin kerahasiaannya.

"Warga juga tidak perlu khawatir akan terlibat menjadi saksi. Warga hanya melaporkan saja dan akan ditindaklanjuti tanpa melibatkan pelapor," ucapnya.

Baca: Polisi Disusupi Jaringan Narkoba di Lapas

Ia menuturkan permasalahan narkoba merupakan masalah serius yang harus dilawan. Bahkan, kata dia, peredaran narkoba makin meningkat dari tahun ke tahun. Padahal Indonesia sudah menyatakan perang terhadap narkoba sejak sepuluh tahun lalu.

"Sudah dicanangkan bebas narkoba, tapi justru semakin marak peredarannya. Butuh dukungan masyarakat untuk bisa ikut melaporkan jika menemukan peredaran narkoba," tuturnya.

Ancaman narkoba di Indonesia sangat nyata. Hal itu dibuktikan dengan 1 ton sabu-sabu yang disita kepolisian. Menurut dia, perlu ada kajian dan evaluasi penyebab narkoba sulit diberantas dari Tanah Air. "Memang ada persoalan yang harus diperbaiki," ucapnya.

Menurut Iwan, narkoba merupakan kejahatan yang berjaring sehingga sulit ditumpas jika hanya mengandalkan polisi. "Apalagi jumlah personel kami juga terbatas. Manfaatkan aplikasi ini untuk melaporkan jika menemukan ada penyalahgunaan dan peredaran narkoba," tuturnya.