Penyebab Dinkes Kota Bekasi Cemaskan Penyebaran Wabah Difteri

Rabu, 6 Desember 2017 20:25 WIB

Membebaskan Anak dari Cengkeraman Difteri

TEMPO.CO, Bekasi - Pemerintah Kota Bekasi mencatat, sepanjang 2017, terdapat 12 kasus difteri di wilayahnya dan kini penyebarannya mulai mengkhawatirkan. Pasalnya, semua pasien adalah anak-anak.

"Yang terkena mayoritas anak-anak," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bekasi Dezi Sukrawati kepada Tempo, Rabu, 6 Desember 2017, mengenai kasus difteri di wilayahnya.

Baca: Cegah Difteri Meluas, Imunisasi Khusus Bakal Digelar Pekan Depan

Yang terbaru, kata dia, kasus difteri terjadi pada November lalu. Itu pun satu orang yang terjangkit. Pasien kini sudah sembuh setelah mendapatkan pelayanan kesehatan dari pemerintah. "Semua kasus yang terjadi di Kota Bekasi tidak ada yang meninggal dunia," ucap Dezi.

Dezi menambahkan, sejak Maret lalu, pemerintah sudah gencar mensosialisasi tentang ancaman penyakit difteri di wilayahnya. Sosialisasi dilakukan mulai tingkat pos pelayanan terpadu, pusat kesehatan masyarakat, hingga rumah sakit, baik umum milik pemerintah maupun swasta. "Kasus itu bisa dicegah dengan pola hidup masyaraka, serta pemberian vaksin," ujarnya.

Namun, kata Dezi, Dinas Kesehatan mengkhawatirkan mewabahnya penyakit tersebut. Karena itu, Dezi menyambut baik upaya pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, yang akan menggelar vaksinasi khusus mulai Senin, 11 Desember 2017.

Upaya mengerem wabah difteri itu berupa outbreak response immunization (ORI). ORI merupakan imunisasi yang dilakukan tiga kali dengan rumus 016, yakni imunisasi pertama, lalu bulan depan dan enam bulan kemudian diimunisasi kembali.

Berita terkait

Cegah Komplikasi Penyakit pada Anak dengan Imunisasi

48 hari lalu

Cegah Komplikasi Penyakit pada Anak dengan Imunisasi

Imunisasi dapat membantu menghindarkan anak dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) dan menyebabkan komplikasi.

Baca Selengkapnya

Waspadai Difteri, Bisa Sebabkan Kematian dalam 72 Jam

9 Oktober 2023

Waspadai Difteri, Bisa Sebabkan Kematian dalam 72 Jam

Difteri dapat menyebabkan kematian dalam waktu 48-72 jam jika tidak ditangani secara serius. Segera kenali gejalanya agar cepat mendapat pertolongan.

Baca Selengkapnya

Nigeria Umumkan Wabah Difteri

8 Juli 2023

Nigeria Umumkan Wabah Difteri

Otoritas kesehatan di Nigeria mengumumkan negara itu sedang mengalami wabah penyakit difteri setelah terjadi kematian akibat penyakit ini.

Baca Selengkapnya

Pekan Imunisasi Dunia, Jenis Vaksin dari Pemerintah Semakin Beragam Ini Daftarnya

13 Mei 2023

Pekan Imunisasi Dunia, Jenis Vaksin dari Pemerintah Semakin Beragam Ini Daftarnya

Jenis vaksin yang menjadi bagian program imunisasi rutin yang disediakan pemerintah semakin beragam. Simak daftarnya

Baca Selengkapnya

Pekan Imunisasi Dunia, Ini 3 Strategi Tingkatkan Cakupan Imunisasi Nasional

7 Mei 2023

Pekan Imunisasi Dunia, Ini 3 Strategi Tingkatkan Cakupan Imunisasi Nasional

COVID-19 menyebabkan penurunan yang signifikan dalam imunisasi rutin anak. Ini strategi tingkatkan cakupan imunisasi nasional.

Baca Selengkapnya

Mengenal Balto, Anjing Pahlawan Estafet Kereta Luncur Alaska 1920 yang Punya Gen Unggul

29 April 2023

Mengenal Balto, Anjing Pahlawan Estafet Kereta Luncur Alaska 1920 yang Punya Gen Unggul

Balto dipuja sebagai pahlawan - menjadi subjek dalam buku dan film. Ilmuwan, dalam penelitian terbaru menemukan keunggulan gen anjing tersebut.

Baca Selengkapnya

Serum Anti-Difteri Cukup Langka, Dokter Bantah Hanya RSHS Bandung yang Punya

17 Maret 2023

Serum Anti-Difteri Cukup Langka, Dokter Bantah Hanya RSHS Bandung yang Punya

Kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit difteri di Jawa Barat tercatat sebanyak 55 suspek dengan konfirmasi positif 13 orang hingga Februari 2023

Baca Selengkapnya

Kejadian Luar Biasa Difteri di Garut, 9 Warga Dilaporkan Meninggal

16 Maret 2023

Kejadian Luar Biasa Difteri di Garut, 9 Warga Dilaporkan Meninggal

Penyakit difteri akibat bakteri sangat mematikan.

Baca Selengkapnya

Bukan Cuma Covid-19, Pakar Ingatkan Ancaman Campak dan Rubella

28 Juni 2022

Bukan Cuma Covid-19, Pakar Ingatkan Ancaman Campak dan Rubella

Dokter mengatakan campak, rubella, dan difteri masih menjadi ancaman bagi anak-anak dan harus segera dicegah penyebarannya melalui imunisasi.

Baca Selengkapnya

Tim: Uji Klinis Vaksin Covid-19 Jauh Lebih Aman dari Uji Klinis Vaksin Tetanus

3 November 2020

Tim: Uji Klinis Vaksin Covid-19 Jauh Lebih Aman dari Uji Klinis Vaksin Tetanus

Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 enegaskan bahwa uji klinis vaksin Covid-19 Sinovac di Bandung termasuk yang paling aman.

Baca Selengkapnya