Ini Sandi Khusus Pelaku Perampokan Penumpang Taksi Online Tambora
Reporter
Fajar Pebrianto
Editor
Dwi Arjanto
Jumat, 27 April 2018 17:35 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -Polisi menangkap dua pelaku lain yang terlibat aksi perampokan dan percobaan pemerkosaan dalam taksi online di daerah Tambora, Jakarta Barat. Dari hasil pemeriksaan, diketahui ada sandi khusus yang digunakan pelaku sebelum menjalankan aksi bejatnya.
"Mereka menggunakan sandi, ayo kerja," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Jakarta Barat Ajun Komisaris Besar Edy Suranta Sitepu di kantornya, Jumat, 27 April 2018 terkait kasus perampokan penumpang taksi onliine tersebut.
Baca : Perampokan di Taksi Online, Polisi: Penumpang Hampir Diperkosa
Sandi tersebut digunakan oleh Ledi bin Nasir alias Alung, 27 tahun, saat meminta bantuan kepada dua rekannya yang lain, Suherman Agus bin Haryoto, 23 tahun dan Aap Apriadi, 23 tahun. Ketiganya merupakan pelaku perampokan terhadap korbannya, wanita berinisial SS, 24 tahun.
Kejadian ini terjadi pada Senin, 23 April 2018 lalu. Saat itu, korban memesan Grabcar dari tempat tinggalnya di Duri Selatan 6, Kompleks Setia Masa I, Tambora, Jakarta Barat. Saat korban naik dan mobil berjalan, korban langsung disekap Suherman dan Aap menggunakan jaket. Sedangkan Ledi terus mengendarai mobil.
"Mereka memang sudah berencana melakukan aksi tersebut," ujar Kepala Polres Jakarta Barat Komisaris Besar Hengki Haryadi di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, pada Kamis kemarin, 26 April 2018.
Dua hari kemudian Rabu, 25 April 2018, polisi menangkap Suherman dan Aap di daerah Penjaringan Jakarta Utara. Ledi awalnya ditangkap sehari kemudian. Tapi dalam pengejaran di Kedoya, Jakarta Barat, ia kabur menggunakan mobil miliknya. Polisi pun akhirnya menembak Ledi hingga tewas di tempat.
Kepala Unit Kriminal Umum Polres Metro Jakarta Barat Ajun Komisaris Rulian Syauri mengatakan, polisi belum mengetahui berapa lama ketiga pelaku telah bekerja sama merampok penumpang taksi online. "Belum sampai ke situ," uja dia. Akan tetapi, polisi menyatakan bahwa otak dari kejadian, Ledi telah menjalankan aksi ini beberapa kali sebelumnya.