Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat dijumpai di Hotel Bidakara Jakarta, Rabu, 14 Maret 2018. Tempo/M Yusuf Manurung
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengapresiasi penangkapan pelaku perampokan di taksi onlineyang menimpa SS. Dia mendatangi kantor Kepolisian Resor Metro Jakarta Barat untuk menyampaikannya kepada jajaran kepolisian.
Menteri Budi Karya lantas meminta perusahaan taksi online untuk melakukan pendaftaran terhadap pengemudi secara langsung.
"Proses rekrutmen ini tidak boleh main-main, jadi tidak boleh online (pendaftarannya), harus tatap muka," kata Budi Karya Sumadi di kantor Polres Metro Jakarta Barat, Sabtu, 28 April 2018.
Menurut Budi, dengan rekrutmen secara langsung perusahaan bisa mendapatkan pengemudi dengan kualitas yang baik. Melalui rekrutmen dengan tatap muka, manajemen bisa melihat gestur pengemudi calon mitra perusahaan aplikasi taksi online.
"Bagaimana mungkin bisa mendapatkan sopir yang baik, kalau tidak melakukan tatap muka."
Perampokan di taksi online menimpa SS, 24 tahun, pada 23 April 2018. Perempuan itu memesan kendaraan lewat aplikasi GrabCar.
Muncullah Ledi alias Lulung alias LI, 27 tahun, menggunakan mobil Suzuki Karimun Wagon. Rupanya sudah ada dua tersangka lain yang bersembunyi di bangku belakang, yakni Suherman, 23 tahun, dan Aap, 23 tahun.
Saat mobil berjalan, Suherman dan Aap menyergap SS menggunakan jaket. Tersangka merampas barang-barang korban, bahkan nyaris memperkosa SS. Selanjutnya, SS diturunkan di tempat awal dia naik.
Belakangan diketahui bahwa Ledi bukan pengemudi resmi taksi online. Ayah tirinyalah yang pengemudi taksi online.
Dengan peristiwa perampokandi taksi online tersebut, Menhub Budi Kaya Sumadi juga meminta perusahaan aplikasi menempatkan keselamatan dan kenyamanan penumpang sebagai prioritas. "Masyarakat sangat merindukan taksi online itu yang aman dan nyaman," ucapnya.