Pengacara Berharap Aman Abdurrahman Tak Sampai Divonis Mati

Reporter

Imam Hamdi

Rabu, 20 Juni 2018 05:11 WIB

Terdakwa kasus terorisme Aman Abdurrahman mendapat pengawalan ketat saat menjalani sidang pembacaan pledoi atau nota pembelaan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, 25 Mei 2018. Saat berjalannya persidangan, sempat terdengar dua kali ledakan yang ternyata berasal dari drum kosong. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta – Pengacara berharap Aman Abdurrahman yang didakwa mengotaki lima serangan terorisme tak sampai divonis mati. Vonis mati seperti yang dituntut jaksa dianggap tidak tepat karena tak dididukung fakta di persidangan.

“Saksi di persidangan tidak ada yang menyatakan Aman terlibat dalam bom Thamrin dan lainnya,” kata pengacara, Asludin Hatjani, saat dihubungi, Selasa 19 Juni 2018.

Baca: Sangkal Soal Teror, Ini Dosa Aman Abdurrahman Versi Pengacara

Menurut Asludin, dakwaan jaksa yang menyebut Aman adalah otak aksi teror pun dinilainya tidak terbukti dalam fakta persidangan. Saksi, kata Asludin, tidak bisa mengungkap bahwa Aman yang memerintah teror yang dituduhkan kepadanya.

Selain Bom Thamrin, Aman juga didakwa berada di balik serangan bom di Kampung Melayu, Jakarta Timur; bom di Gereja di Samarinda, Kalimantan Timur; penyerangan Kantor Polda Sumatera Utara, serta penyerangan terhadap polisi di Bima, Nusa Tenggara Barat.

"Tapi bukti persidangan tidak ada yang mengarah ke sana (Aman sebagai otak teror bom)," ujar Asludin.

Baca juga: Pesan Aman Abdurrahman Hadapi Sidang Vonis Mati Jumat Pekan Ini

Itu sebabnya Asludin berharap majelis hakim memvonis Aman dengan hukuman yang lebih ringan daripada penjara seumur hidup. Rencananya, sidang pembacaan vonis akan dilakukan pada Jumat 22 Juni 2018.

Sebelumya, jaksa menuntut Aman Abdurrahman dengan pidana mati. Tuntutan mengacu pada dua dakwaan yakni melanggar Pasal 14 juncto Pasal 6 dan Pasal 15 juncto Pasal 7 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.

Jaksa mengatakan bahwa konsep syirik hukum dan ideologi takfiri, pengkafiran sesama muslim, yang dianut Aman telah mendorong pengikutnya untuk berbuat teror. Walhasil, nyawa sejumlah orang melayang sia-sia.

Baca: Aman Abdurrahman Sebut Profesor Rohan Dalam Pleidoi, Siapa Dia?

Dalam Majalah TEMPO, edisi 14-20 Mei 2018, seorang petinggi Detasemen Khusus 88 juga menyebutkan peran sentral Aman dalam kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Indonesia. Kelompok ini berbaiat kepada Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang terlarang.

Aman Abdurrahman disebutkan sebagai pemimpin besar di mata mantan muridnya, baik yang mendapat pendidikan di luar maupun di dalam penjara. "Kalau Aman bilang tidak suka sama seseorang, ini bisa diartikan anak buahnya sebagai perintah membunuh orang itu," kata petinggi Densus 88 itu.

Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

9 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Tuduhan Israel terhadap UNRWA Tidak Terbukti

13 hari lalu

Tuduhan Israel terhadap UNRWA Tidak Terbukti

Israel meningkatkan tuduhannya pada Maret, dengan mengatakan lebih dari 450 staf UNRWA adalah anggota militer dalam kelompok teroris Gaza.

Baca Selengkapnya

Densus 88 Tangkap 8 Teroris Anggota JI, Polisi Sebut Semua Pengurus Organisasi

15 hari lalu

Densus 88 Tangkap 8 Teroris Anggota JI, Polisi Sebut Semua Pengurus Organisasi

Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko menyebut delapan tersangka teroris itu berinisial G, BS, SK, A, MWDS, DK, H, dan RF.

Baca Selengkapnya

BNPT Ikut Amankan WWF ke-10 di Bali

16 hari lalu

BNPT Ikut Amankan WWF ke-10 di Bali

BNPT akan turut serta mengamankan pelaksanaan Acara Word Water Forum (WWF) ke-10 yang diselenggarakan di Bali, 18-25 Mei 2024 mendatang.

Baca Selengkapnya

Inggris Tolak Permintaan Israel untuk Tetapkan Garda Revolusi Iran sebagai Teroris

16 hari lalu

Inggris Tolak Permintaan Israel untuk Tetapkan Garda Revolusi Iran sebagai Teroris

Menolak menetapkan Garda Revolusi Iran sebagai teroris, David Cameron berpendapat lebih baik jika London dapat terus berkomunikasi dengan Teheran.

Baca Selengkapnya

Densus 88 Tangkap 8 Teroris Diduga Anggota JI sedang Latihan Fisik dan Militer di Poso Sulteng

16 hari lalu

Densus 88 Tangkap 8 Teroris Diduga Anggota JI sedang Latihan Fisik dan Militer di Poso Sulteng

Delapan terduga teroris yang sedang latihan fisik dan militer di Poso Sulteng itu disebut punya posisi strategis di Jamaah Islamiyah.

Baca Selengkapnya

Densus 88 Tangkap Tujuh Orang Terduga Teroris Anggota Jamaah Islamiyah di Sulawesi Tengah

17 hari lalu

Densus 88 Tangkap Tujuh Orang Terduga Teroris Anggota Jamaah Islamiyah di Sulawesi Tengah

Tim Densus 88 Antiteror Polri menangkap tujuh orang diduga terafiliasi sebagai anggota kelompok teroris Jamaah Islamiyah

Baca Selengkapnya

Divonis 2 Tahun Penjara, Suami Dokter Qory Menangis dan Mengaku Menyesal

18 hari lalu

Divonis 2 Tahun Penjara, Suami Dokter Qory Menangis dan Mengaku Menyesal

Willy mengklaim saat melakukan KDRT yang berulang terhadap dokter Qory tidak begitu menyadari karena mengidap penyakit kejiwaan.

Baca Selengkapnya

Terbukti KDRT, Suami Dokter Qory Divonis 2 Tahun Penjara

19 hari lalu

Terbukti KDRT, Suami Dokter Qory Divonis 2 Tahun Penjara

Suami dokter Qory itu juga mendapat hukuman tambahan berupa konseling kejiwaan.

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, Polri Diminta Waspadai Kebangkitan Sel Terorisme di Indonesia

20 hari lalu

Timur Tengah Memanas, Polri Diminta Waspadai Kebangkitan Sel Terorisme di Indonesia

Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) meminta Polri mewaspadai aktifnya sel terorisme di Indonesia saat konflik Timur Tengah memanas

Baca Selengkapnya