Tembak Mati Begal, Polisi Diingatkan Peristiwa Petrus Zaman Orba

Senin, 16 Juli 2018 08:31 WIB

Ilustrasi Penembakan Polisi. ANTARA FOTO/Ampelsa

TEMPO.CO, Jakarta - Lantaran cukup banyak orang yang ditembak mati, tindakan tegas polisi terhadap kriminalitas jalanan atau kasus begal tak luput dari kritik. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) dan Komisi untuk orang Hilang dan Korban Kekerasan (KontraS) khawatir tindakan tersebut mengulang peristiwa penembakan misterius dan penghilangan orang pada masa Orde Baru.

Baca:
Begini Jejak 7 Begal yang Ditembak Mati Polisi

"Main tembak mati pelaku begal, nanti apa bedanya mereka (polisi) dengan kejadian petrus," kata Komisioner Nasional Hak Asasi Manusia, Sandrayati Moniaga, Minggu 15 Juli 2018.

Menurut Sandrayati, polisi memang bertugas meningkatkan rasa aman masyarakat. Tapi perintah tindakan tegas tak boleh diartikan sebagai tembak mati. “Karena penembakan sampai mati itu jelas melanggar HAM," ujar dia.

Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS), Yati Andriani, menambahkan aksi tembak mati di tempat dapat disebut sebagai tindakan merampas hak tersangka mendapat keadilan. Kata dia, penembakan tersebut sama dengan bentuk ekstrayudisial killing atau pembunuhan di luar proses peradilan. "Tidak ada bedanya dengan Tragedi Petrus," ucap Yati.

Baca:
Tembus, Begini Peluru Polisi Habisi Nyawa Tersangka Begal

Direktur Lembaga Bantuan Hukum Jakarta, Alghifarri Aqsa, menganjurkan agar para korban maupun keluarga korban terduga dan tersangka begal dapat melaporkan tindakan represif polisi. Internal kepolisian juga diminta melakukan evaluasi penggunaan senjata api untuk mencegah terjadinya pembunuhan di luar proses peradilan.

"Ini bukan untuk melindungi begal tapi demi tegaknnya asas praduga tak bersalah," katanya.

Baca:
Begal Ditembak Mati dari Geng Mana saja?

Juru Bicara Kepolisian Daerah Metro Jaya, Komisaris Besar Prabowo Argo Yuwono, mengatakan bahwa penembakan dilakukan karena para terduga pelaku melawan petugas, "Dan membahayakan korban sebanyak 11 orang," ucap dia saat dikonfirmasi pada pekan lalu.

Dalam sebulan terakhir, polisi telah menembak 52 orang yang diduga terlibat begal. Sebanyak 11 orang di antaranya dilaporkan tewas. Polda Metro Jaya juga menetapkan sekitar 320 orang sebagai tersangka kasus begal dan penjambretan. Operasi dilakukan kepolisian sebagai bagian dari pengamanan Asian Games 2018.

Berita terkait

Residivis Begal Berusia 18 Tahun Terancam Pidana 12 Tahun Penjara

4 hari lalu

Residivis Begal Berusia 18 Tahun Terancam Pidana 12 Tahun Penjara

Seorang residivis begal asal Bekasi berinisial MF, 18 tahun kembali ditangkap polisi usai melakukan aksi yang sama di 2 tempat berbeda.

Baca Selengkapnya

Bertemu Panglima TNI, Ketua Komnas HAM Sebut Tak Khusus Bahas Soal Papua

8 hari lalu

Bertemu Panglima TNI, Ketua Komnas HAM Sebut Tak Khusus Bahas Soal Papua

Pertemuan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan Komnas HAM tidak secara khusus membahas konflik di Papua dan upaya penyelesaiannya.

Baca Selengkapnya

Kecelakaan Maut Terjadi di KM 58 Tol Jakarta-Cikampek, Pernah Terjadi Pula Tragedi Unlawful Killing di KM 50

10 hari lalu

Kecelakaan Maut Terjadi di KM 58 Tol Jakarta-Cikampek, Pernah Terjadi Pula Tragedi Unlawful Killing di KM 50

Tol Cikampek Kilometer atau KM 50-an kembali menjadi lokasi tragedi. Sebuah kecelakaan maut terjadi di KM 58 Tol Jakarta-Cikampek pada arus mudik lalu

Baca Selengkapnya

Kurir Ekspedisi di Sukabumi Bikin Laporan Palsu Jadi Korban Begal, Uang Hasil COD untuk Bayar Cicilan Motor

10 hari lalu

Kurir Ekspedisi di Sukabumi Bikin Laporan Palsu Jadi Korban Begal, Uang Hasil COD untuk Bayar Cicilan Motor

Kurir ekspedisi itu membuat laporan palsu ke polisi telah menjadi korban begal. Uang hasil COD dipakai untuk membayar cicilan motor.

Baca Selengkapnya

Pro-Kontra atas Keputusan TNI Kembali Gunakan Istilah OPM

12 hari lalu

Pro-Kontra atas Keputusan TNI Kembali Gunakan Istilah OPM

Penyebutan OPM bisa berdampak negatif karena kurang menguntungkan bagi Indonesia di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

13 hari lalu

Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

Komnas HAM mendesak pengusutan kasus-kasus kekerasan yang terjadi di Papua secara transparan oleh aparat penegak hukum

Baca Selengkapnya

Soal Perubahan Istilah KKB Jadi OPM, Begini Kritik Komisi I DPR RI, Pakar Militer, hingga KontraS

13 hari lalu

Soal Perubahan Istilah KKB Jadi OPM, Begini Kritik Komisi I DPR RI, Pakar Militer, hingga KontraS

Perubahan penyebutan istilah KKB jadi OPM menuai kritik dari sejumlah pihak. Apa saja kritik mereka?

Baca Selengkapnya

Hendak Kerja, Motor Perempuan di Bojonggede Dibegal

13 hari lalu

Hendak Kerja, Motor Perempuan di Bojonggede Dibegal

Hendak berangkat kerja, seorang perempuan mengaku motor Yamaha Nmax warna merah dengan nomor polisi B 4706 SKR raib dibawa komplotan begal.

Baca Selengkapnya

Begini Kata Komnas HAM Soal OPM dan Kekerasan di Papua

13 hari lalu

Begini Kata Komnas HAM Soal OPM dan Kekerasan di Papua

Apa kata Komnas HAM soal OPM?

Baca Selengkapnya

Ragam Reaksi atas Keputusan TNI Kembali Pakai Istilah OPM

14 hari lalu

Ragam Reaksi atas Keputusan TNI Kembali Pakai Istilah OPM

Penggantian terminologi KKB menjadi OPM dinilai justru bisa membuat masalah baru di Papua.

Baca Selengkapnya