E-Jiwa, Cerita Puskesmas Cilandak Jaring 32 Pasien Gangguan Jiwa

Reporter

Imam Hamdi

Editor

Dwi Arjanto

Minggu, 22 Juli 2018 08:45 WIB

Penyadang gangguan jiwa di PSBL Harapan Sentosa, Jakarta Barat, 6 Januari 2016. Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta meluncurkan program klaster menjadi 3 bagian untuk penyandang gangguan jiwa psikotik ringan, sedang dan berat. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta -Puskesmas Kecamatan Cilandak menemukan 32 penderita gangguan jiwa berat dari Juni 2018 hingga medio Juli 2018.

Mereka ditemukan melalui deteksi dini gangguan jiwa dengan inovasi elektronik kejiwaan atau e-Jiwa yang mereka luncurkan sejak 5 Juni 2018 lalu.

"Dari 32 orang yang terjaring menderita gangguan kejiwaan berat ada dua orang yang dirujuk ke rumah sakit jiwa," kata penanggung jawab program jiwa Puskesmas Cilandak, Rathia Ayuningtyas saat dihubungi, Sabtu, 21 Juli 2018.
Baca : Lacak Penderita Gangguan Jiwa, Puskesmas Ciptakan Inovasi

Dia mengatakan sejak diluncurkan hingga 13 Juli lalu, petugas puskesmas telah memeriksa 1.025 orang di Kelurahan Gandaria Selatan, sebagai kawasan percontohan inovasi e-Jiwa.

Namun, tidak semua warga mau diperiksa kejiawaannya oleh petugas. "Ada 35 orang yang tidak mau."

Ia mengatakan sebanyak 20 tim setiap hari mengunjungi rumah-rumah warga untuk melakukan pemeriksaan dini gangguan jiwa. "Setiap hari kami jangkau 50-100 orang untuk diperiksa," ujarnya.

Rathia mengatakan gangguan kejiwaan bisa terlihat dari jawaban orang yang diperiksa oleh petugas. Total ada 29 pertanyaan untuk melihat gangguan kejiwaan warga yang diperiksa.

Warga yang sehat saat menjalani pemeriksaan masuk kategori hijau. Sedangkan, warga yang mengalami gangguan jiwa sedang masuk indikator kuning. "Gangguan jiwa berat indikatornya merah," ucapnya.

Ia menjelaskan jika warga dengan kategori gangguan jiwa berat bakal dirujuk ke puskesmas untuk diobati. Namun, jika gangguannya sudah parah maka bakal dirujuk ke rumah sakit utama untuk diobati.

"Dua orang yang kami rujuk karena sudah membahayakan. Sebab, satu orang ingin bunuh diri dan yang satunya lagi karena ada gangguan jantungnya."

Puskesmas Cilandak mencatat adanya kenaikan penderita gangguan jiwa mencapai 25 persen dari tahun 2016 ke tahun 2017.
Simak : Menjelang Asian Games, Anies Baswedan Bicara Ternyata Kali Item Masih Bau

Pada tahun 2016 tercatat jumlah pasien penyakit jiwa yang datang mencapai 23.188 orang, dan meningkat pada 2017 menjadi 30.926 orang.

Sedangkan, jumlah pasien dengan kategori berat seperti skizofrenia pun mengalami peningkatan. Pada tahun 2016, jumlah pasien gangguan kejiawaan berat yang ditangani Puskesmas Cilandak mencapai 187 orang.

Advertising
Advertising

Lalu penderita gangguan jiwa meningkat pada tahun lalu menjadi 203 orang, dan pada Juli 2018 telah mencapai 227 orang. Menurut Rathia, penderita gangguan jiwa ini seperti fenomena gunung es. "Jumlah tersebut belum termasuk temuan 32 orang melalui e-Jiwa."

Berita terkait

Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Depan Rumah Warga

4 hari lalu

Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Depan Rumah Warga

Seorang suami memutilasi istrinya. Pelaku diduga mengalami gangguan jiwa.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Rio Reifan 5 Kali karena Narkoba, Sederet Bahaya Konsumsi Sabu

7 hari lalu

Polisi Tangkap Rio Reifan 5 Kali karena Narkoba, Sederet Bahaya Konsumsi Sabu

Artis Rio Reifan kelima kali ditangkap polisi karena kasus narkoba. Apa itu sabu dan bahaya menggunakannya?

Baca Selengkapnya

3P Ciri Orang Alami Gangguan Jiwa, Ini yang Perlu Dilakukan

8 hari lalu

3P Ciri Orang Alami Gangguan Jiwa, Ini yang Perlu Dilakukan

Psikiater menyebut ciri-ciri orang dengan gangguan jiwa yang butuh pertolongan medis. Ciri-ciri gangguan jiwa itu diistilahkan dengan 3P.

Baca Selengkapnya

Cara Membantu Penderita Hoarding Disorder, Gangguan Mental Suka Menimbun Barang

12 hari lalu

Cara Membantu Penderita Hoarding Disorder, Gangguan Mental Suka Menimbun Barang

Hoarding disorder adalah gangguan kesehatan mental yang membuat orang ingin terus mengumpulkan barang hingga menumpuk.

Baca Selengkapnya

Polisi Tetap Proses Hukum Ibu Bunuh Anak di Bekasi Meski Pelaku Terindikasi Skizofrenia

58 hari lalu

Polisi Tetap Proses Hukum Ibu Bunuh Anak di Bekasi Meski Pelaku Terindikasi Skizofrenia

Polisi pastikan proses hukum kasus ibu bunuh anak di Bekasi tetap dilanjutkan, meski pelaku terindikasi mengidap penyakit jiwa skizofrenia.

Baca Selengkapnya

Polisi Sebut Ibu Pembunuh Anak Terindikasi Skizofrenia, Gangguan Mental Macam Apa?

58 hari lalu

Polisi Sebut Ibu Pembunuh Anak Terindikasi Skizofrenia, Gangguan Mental Macam Apa?

Skizofrenia memiliki korelasi pada tindakan-tindakan tragis, seperti pembunuhan. Polisi sebut ibu pembunuh anak di Bekasi Utara pun terindikasi itu.

Baca Selengkapnya

Ibu Bunuh Anak di Bekasi karena Bisikan Gaib, KPAI Minta Gangguan Kejiwaan Jangan Dianggap Aib

59 hari lalu

Ibu Bunuh Anak di Bekasi karena Bisikan Gaib, KPAI Minta Gangguan Kejiwaan Jangan Dianggap Aib

Kasus ibu bunuh anak di Bekasi menambah catatan anak menjadi korban saat diasuh orang dengan gangguan kejiwaan

Baca Selengkapnya

Ibu Muda Bunuh Anak di Bekasi Idap Penyakit Jiwa Skizofrenia

8 Maret 2024

Ibu Muda Bunuh Anak di Bekasi Idap Penyakit Jiwa Skizofrenia

Siti Nurul Fazila, 26 tahun, membunuh anaknya, AAMS, 5 tahun, di rumahnya, perumahan Burgundy Summarecon Bekasi, Kota Bekasi.

Baca Selengkapnya

Gejala Awal Orang dengan Gangguan Jiwa yang Perlu Diperhatikan

18 Februari 2024

Gejala Awal Orang dengan Gangguan Jiwa yang Perlu Diperhatikan

Psikolog mengatakan umumnya gejala awal orang dengan gangguan jiwa ialah perubahan emosi maupun perilaku yang mendadak dan cenderung ekstrem.

Baca Selengkapnya

Psikolog Ungkap 3 Penyebab Orang Alami Gangguan Jiwa

17 Februari 2024

Psikolog Ungkap 3 Penyebab Orang Alami Gangguan Jiwa

Psikolog menjelaskan ada tiga faktor penyebab gangguan jiwa, mulai dari keturunan hingga paparan lingkungan.

Baca Selengkapnya